BI Rate Berpotensi Tertahan Akibat Risiko Inflasi 2026

wartaekonomi.co.id
2 jam lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ruang Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate pada 2026 diperkirakan semakin terbatas seiring meningkatnya risiko inflasi pada awal tahun yang berpotensi menahan pelonggaran kebijakan moneter. Tekanan inflasi pada triwulan I dan II 2026 dinilai menjadi faktor utama yang membatasi arah kebijakan suku bunga bank sentral.

Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listyanto menyatakan risiko inflasi awal tahun perlu diantisipasi secara serius karena berpotensi meningkat, terutama dari kelompok pangan. Kondisi tersebut, menurutnya, membuat peluang penurunan suku bunga acuan menjadi lebih sempit.

“Menurut kami, inflasi tahun depan cukup berisiko, terutama pada triwulan I dan II, sehingga kami berharap instrumen moneter juga punya peran kepada sektor riil, khususnya kalau yang mau disasar adalah inflasi pangan,” kata Eko dalam diskusi daring Indef, Jakarta, Rabu (31/12/2025).

Baca Juga: Akhiri 2025, BI Putuskan Kembali Tahan BI Rate di Level 4,75%

Eko memaparkan inflasi pada November 2025 masih terjaga dalam kisaran sasaran BI sebesar 2,5±1%, dengan realisasi 2,72% secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, tren inflasi sepanjang 2025 menunjukkan kecenderungan meningkat, dari 0,76% (yoy) pada Januari menjadi 2,72% (yoy) pada November 2025.

Tren tersebut berbanding terbalik dengan pola inflasi pada 2024 yang cenderung menurun, dari 2,57% (yoy) pada Januari menjadi 1,57% pada Desember 2024. Dengan dinamika tersebut, Indef memperkirakan inflasi pada 2026 berpeluang menembus level 3%.

Menurut Eko, faktor musiman berpotensi memperkuat tekanan inflasi pada awal 2026. Curah hujan tinggi berisiko mengganggu pasokan dan distribusi pangan, sementara momentum Ramadhan dan Idulfitri pada kuartal I 2026 berpotensi mendorong kenaikan permintaan bahan pokok.

“Sehingga kecenderungan inflasi akan naik itu harus diatasi. Itu juga sekaligus merefleksikan bahwa agak sulit sepertinya suku bunga akan turun lebih jauh lagi di 2026, khususnya triwulan I dan II, karena situasi inflasinya seperti ini,” ujarnya.

Baca Juga: Rupiah dan Inflasi Stabil, Perbanas Optimistis Ekonomi 2026

Sementara itu, Bank Indonesia menegaskan inflasi November 2025 yang tetap berada dalam kisaran sasaran merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta sinergi pengendalian inflasi antara bank sentral dan pemerintah pusat maupun daerah.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan BI tetap optimistis inflasi dapat dikendalikan dalam sasaran pada 2025 dan 2026.

“Ke depan, BI meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026,” ujar Ramdan dalam keterangannya, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Sepanjang 2025, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali dengan total penurunan 100 basis poin. BI Rate saat ini berada di level 4,75% dan bertahan sejak September 2025, seiring meningkatnya perhatian bank sentral terhadap dinamika inflasi menjelang awal 2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Relawan Sulit ke Sumut Imbas Tiket Pesawat Tembus Rp 10 Juta, Ini Kata Menhub
• 1 jam lalukatadata.co.id
thumb
3 Pengedar Narkoba Modus Sistem Tempel di Depok Ditangkap, Sabu 1,2 Kg Disita
• 21 jam laludetik.com
thumb
Korsel Bakal Akhiri Skema Adopsi Anak Luar Negeri pada 2029
• 11 jam laluidntimes.com
thumb
Sejumlah Akses Menuju CPI Ditutup, Arus Lalu Lintas Dialihkan
• 1 jam laluharianfajar
thumb
Lokasi Parkir, Penutupan Jalan, dan Jalur Alternatif di Perayaan Malam Tahun Baru 2026 Jakarta
• 13 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.