Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Timur Tengah kembali mencapai titik didih setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan ancaman serangan militer baru terhadap Iran. Menanggapi gertakan tersebut, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Teheran siap memberikan respons "berat" jika Washington nekat melakukan agresi.
Pernyataan keras Trump muncul usai dirinya bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida. Dalam pertemuan tersebut, Trump memberikan dukungan penuh terhadap narasi keamanan Israel dan menyatakan kesiapannya untuk menggempur fasilitas nuklir serta kemampuan rudal Iran.
Trump juga menekankan bahwa ia tidak akan membiarkan Teheran membangun kembali kekuatannya pasca-konflik berdarah 12 hari yang terjadi pada Juni lalu.
Bahkan, Trump kini secara eksplisit menyebut fasilitas rudal sebagai target potensial, sebuah ambisi yang selama ini didorong oleh Israel namun jarang dinyatakan secara terbuka oleh AS yang sebelumnya lebih fokus pada isu nuklir.
"Sekarang saya mendengar Iran mencoba membangun kekuatannya kembali, dan jika mereka melakukannya, kita harus menjatuhkan mereka. Kami akan menghancurkan mereka habis-habisan," ujar Trump di hadapan wartawan.
Ancaman ini segera direspons oleh Presiden Pezeshkian melalui unggahan di media sosial X pada Selasa waktu setempat. Ia memperingatkan bahwa setiap tindakan agresi terhadap kedaulatan Iran akan dibalas dengan tindakan yang mematikan.
"Respons Iran terhadap setiap agresi akan bersifat parah dan memicu penyesalan yang mendalam," tegas Pezeshkian. Ia bahkan menyebut situasi saat ini sebagai "perang skala penuh" melawan AS, Israel, dan Eropa yang jauh lebih kompleks dibandingkan perang Iran-Irak di dekade 1980-an.
Konflik Juni lalu memang meninggalkan luka mendalam bagi kedua belah pihak. Dalam perang singkat tersebut, lebih dari 1.100 warga Iran tewas akibat serangan udara intensif Israel yang menyasar 27 provinsi. Serangan tersebut dilaporkan menghancurkan sekitar 1.000 rudal balistik Iran dan menewaskan puluhan komandan militer serta ilmuwan nuklir.
Meski Trump mengklaim kemampuan nuklir Iran telah "lenyap total", para ahli meragukan hal tersebut dan meyakini Teheran masih memiliki stok uranium yang disembunyikan.
Israel sendiri dilaporkan merasa khawatir bahwa Iran secara diam-diam tengah memulihkan persediaan rudal balistiknya. Seorang pejabat Israel menyatakan bahwa jika AS gagal mencapai kesepakatan untuk menghentikan program rudal Iran, maka konfrontasi fisik mungkin menjadi satu-satunya jalan.
Namun, di sisi lain, pejabat militer Iran mengeklaim bahwa kekuatan personel dan peralatan mereka saat ini justru jauh lebih tangguh dibandingkan sebelum gencatan senjata Juni lalu.
(tps/luc)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5458903/original/073984900_1767108528-Tito_Karnavian.jpeg)
