Jakarta, VIVA – Pengamat politik dari Arus Politik Indonesia, Ali Rifan menilai konsolidasi komunikasi pemerintah menjadi kunci penting agar informasi yang diterima terkait penanganan bencana di Sumatra dan Aceh tidak simpang siur serta tetap berada dalam satu bingkai kebijakan.
Menurut dia, saat ini komunikasi pemerintah terkait penanganan bencana di Sumatra semakin solid dan terarah.
Kata dia, perbaikan komunikasi itu terlihat setelah Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengambil peran koordinatif dalam menyampaikan perkembangan penanganan bencana ke publik, seiring Presiden Prabowo Subianto kembali mengunjungi lokasi bencana saat momentum Tahun Baru 2026.
“Belakangan ini saya melihat komunikasi pemerintah jauh lebih seragam. Konferensi pers dilakukan bersama-sama oleh kementerian dan lembaga terkait. Ini penting agar tidak ada pernyataan yang kontraproduktif dan menimbulkan kebingungan publik,” ujar Ali kepada wartawan Rabu, 31 Desember 2025.
Dalam situasi krisis seperti bencana alam, kata dia, siapa yang mengambil komando komunikasi bukanlah persoalan utama. Tetapi, lanjut dia, yang lebih penting adalah efektivitas dan output komunikasi tersebut.
“Siapa yang mengoordinasikan itu teknis. Yang paling penting adalah output-nya, yakni komunikasi mampu menjembatani kebuntuan informasi dan menyampaikan gambaran penanganan bencana secara utuh dan komprehensif kepada publik,” ujarnya.
Menurutnya, di bawah koordinasi Seskab Teddy bahwa komunikasi publik penanganan bencana di Sumatera kini berjalan lebih sistematis. Informasi mengenai kondisi lapangan, kendala teknis, hingga tahapan penanganan dan pemulihan tersampaikan secara lebih jelas.
Namun, ia menyebut adanya persepsi penanganan di lapangan agak lamban itu tidak bisa dilepaskan dari faktor geografis dan beratnya medan di wilayah yang terdampak bencana banjir bandang.
“Secara umum, penanganan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Namun, memang kondisi medan yang berat membuat prosesnya tidak bisa instan,” jelas dia.
Ia menilai pemerintah sangat serius menangani bencana di Sumatera, hal itu tercermin dari intensitas kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke daerah terdampak. Tercatat, kata dia, Presiden Prabowo sudah beberapa kali bolak-balik ke lokasi terdampak bencana di Aceh maupun Sumatera.
“Presiden Prabowo sudah ke Aceh tiga kali, ke Sumatera Utara dua kali, dan ke Sumatera Barat satu kali. Saat Tahun Baru, Presiden juga kembali berkunjung ke lokasi bencana. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah pusat dalam menangani dan memulihkan dampak bencana di Sumatera,” ungkapnya.



