Jakarta, VIVA – Ban bekas masih jadi pilihan banyak pemilik kendaraan karena harganya jauh lebih ramah kantong dibandingkan ban baru. Baik untuk mobil maupun motor, opsi ini dianggap cukup untuk kebutuhan harian. Namun perlu diingat, komponen ini langsung bersentuhan dengan aspal sehingga salah memilih ban bekas bisa berisiko pada keselamatan.
Sebelum tergiur harga murah, ada beberapa hal penting yang wajib dicek agar tidak salah beli.
Seperti dilansir dari laman Daihatsu, Rabu 31 Desember 2025, pertama, periksa ketebalan tapak ban. Pada ban mobil biasanya ada penanda Tread Wear Indicator (TWI) berupa tonjolan kecil di sela alur ban. Jika posisi tapak sudah rata dengan tanda tersebut, artinya ban sudah mendekati batas aus dan sebaiknya tidak digunakan lagi. Ban yang terlalu tipis bisa memperpanjang jarak pengereman dan meningkatkan potensi aquaplaning saat jalan basah.
Kedua, cek kode produksi atau DOT. Empat angka di sisi dinding ban menunjukkan minggu dan tahun pembuatan. Idealnya, usia ban tidak lebih dari lima tahun meski tapaknya masih terlihat tebal. Ban yang terlalu tua biasanya lebih keras, mudah retak, dan berisiko pecah saat kecepatan tinggi.
Selanjutnya, perhatikan kondisi dinding ban. Jika ada retakan dalam, getas, atau terlihat seperti pecah-pecah, lebih baik dihindari. Kondisi ini bisa terjadi karena faktor usia, panas, hingga paparan sinar matahari. Jangan lupa pastikan tidak ada benjolan pada ban. Benjolan menandakan struktur dalam ban sudah rusak akibat benturan keras, dan kondisi ini sangat berbahaya karena bisa memicu pecah ban.
Hal lain yang sering terlewat adalah bekas tambalan. Jika tambalan berada di area tapak masih relatif aman selama tidak berlebihan. Namun jika berada di dinding ban, sangat tidak disarankan karena bisa melemahkan struktur. Periksa juga apakah keausan ban merata atau hanya habis di satu sisi. Jika tidak merata, ada kemungkinan ban berasal dari kendaraan dengan masalah suspensi atau alignment.
Terakhir, pahami perbedaan ban bekas biasa dengan ban vulkanisir. Ban bekas original cenderung lebih aman untuk penggunaan harian dibanding ban vulkanisir yang tapaknya dilapisi ulang.




