Imbas Sopir Meninggal di Bantargebang, DKI Evaluasi Total Pengelolaan Sampah

voi.id
2 minggu lalu
Cover Berita
Gubernur DKI Jakarta (Diah Ayu/VOI)

JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta memperketat standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi para petugas lapangan. Langkah ini diambil setelah seorang pengemudi truk sampah dilaporkan meninggal karena kelelahan saat mengantre bongkar muatan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengaku evaluasi menyeluruh kini dilakukan untuk memastikan pola kerja yang lebih aman serta pengelolaan sampah yang tidak membebani petugas di lapangan.

"Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kami untuk memperketat standar keselamatan kerja agar kejadian serupa tidak terulang," kata Asep dalam keterangannya, Selasa, 9 Desember.

Salah satu fokus evaluasi adalah antrean panjang truk sampah di Bantargebang. Antrean yang menumpuk pada jam-jam tertentu disebut meningkatkan tekanan fisik para sopir yang harus menunggu berjam-jam sebelum bisa membuang muatan.

"Semakin lama truk menunggu, semakin tinggi risiko keselamatan karena faktor kelelahan pengemudi. Karena itu, aspek keselamatan harus menjadi pijakan utama dalam setiap kebijakan operasional," ujar Asep.

DLH kini menata ulang pola pengangkutan dari lima wilayah kota. Perubahan dilakukan pada jadwal armada dan arus pembuangan agar tidak terpusat pada jam yang sama. Pemerataan waktu buang sampah ini diharapkan dapat menurunkan beban antrean serta mencegah titik-titik penumpukan baru.

"Dengan distribusi yang lebih merata dan dukungan sistem informasi yang mumpuni, waktu tunggu dapat ditekan dan beban kerja lebih terukur," jelas Asep.

Asep menyebut pembenahan tidak hanya berhenti pada reformulasi jadwal, tetapi juga mencakup penguatan fasilitas pendukung dan pengaturan operasional yang lebih responsif kondisi lapangan. Pembaruan protokol keselamatan disebut menjadi langkah penting untuk memastikan keselamatan pekerja yang bertugas di tengah jam operasional panjang.

"Perbaikan ini kami lakukan agar sistem pengelolaan sampah Jakarta semakin efisien, aman, dan manusiawi. Perlindungan bagi para pekerja yang menjadi tulang punggung kebersihan kota adalah prioritas kami," tuturnya.

Sebagai informasi, seorang sopir truk sampah bernama Wahyudi dari Sudin LH Jakarta Selatan dikabarkan meninggal dunia usai mengantre terlalu lama untuk membongkar muatan sampah ke TPST Bantar Gebang pada Jumat 5 Desember 2025.

Berdasarkan keterangan dari rekan-rekan sopir, antrean bongkar muatan di Bantargebang bisa berlangsung sangat lama, bahkan disebut sampai 20 jam. Proses antre panjang tersebut dituding menjadi penyebab kelelahan yang mengakibatkan sopir tersebut meninggal.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut telah menerima laporan awal terkait kondisi korban. Ternyata, sopir tersebut juga memiliki riwayat penyakit jantung.

“Saya mendapatkan laporan langsung dari Pak Wali Kota Jakarta Selatan mengenai hal tersebut. Memang yang bersangkutan juga pun terindikasi ada penyakit jantung,” kata Pramono ditemui di Penjaringan, Jakarta Selatan, Senin, 8 Desember.

Pemprov DKI memastikan penanganan administratif dan dukungan bagi keluarga korban telah diberikan. Pramono menyatakan bantuan itu mencakup santunan termasuk klaim BPJS Ketenagakerjaan.

"Saya sudah meminta karena dia sedang bekerja kemudian meninggal dunia untuk diberikan santunan yang maksimal," ujarnya.

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Merawat Budaya Betawi Lewat Irama Tanjidor di CFD Bundaran HI
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
Rumah Kontrakan di Samping Tol Wiyoto Wiyono Terbakar
• 10 jam lalukumparan.com
thumb
Targetkan Swasembada, Produksi Gula Ditargetkan 3 Juta Ton di 2026
• 11 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Desa Wingkosanggrahan Purworejo Terendam Banjir hingga 1 Meter, Warga Bertahan di Rumah
• 6 jam lalukompas.tv
thumb
Urai Kemacetan, Polisi Terapkan One Way Jalur Puncak Arah Jakarta
• 5 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.