Analis Politik Sebut Muzakir Manaf Layak Diperhitungkan Jadi Pemimpin Nasional

fajar.co.id
2 minggu lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, sudah layak diperhitungkan sebagai salah satu calon pemimpin nasional.

Penilaian itu ia dasarkan pada rekam jejak dan gaya kepemimpinan Mualem yang dinilai konsisten berada di sisi masyarakat dalam berbagai situasi, termasuk pada saat bencana yang terjadi di Aceh belakangan ini.

“Muzakir Manaf atau Mualem itu bisa jadi, sebenarnya sudah sepatutnya jadi pemimpin nasional, dia konsisten bersama masyarakat,” kata Hensa kepada wartawan.

Ia menjelaskan, figur seperti Mualem memiliki kombinasi pengalaman lapangan, kedekatan dengan akar rumput, serta kemampuan mengelola dinamika politik di daerah yang kompleks.

Menurut Hensa, karakter tersebut sesuai dengan kebutuhan Indonesia saat ini yang memerlukan pemimpin kuat, tetapi tetap membumi dan peka terhadap persoalan rakyat.

“Mualem terbiasa hadir langsung ketika rakyat menghadapi kesulitan, memimpin di lapangan, dan tidak hanya mengandalkan laporan di atas meja. Pola kepemimpinan seperti ini penting untuk level nasional,” ujarnya.

Hensa lalu berpendapat, cara Mualem memimpin di Aceh selama ini menunjukkan bahwa ia tidak sekadar menjadi simbol politik, tetapi benar-benar menjalankan fungsi representasi rakyat.

Kehadirannya di tengah masyarakat bukan hanya pada momen-momen seremonial, melainkan juga tulus tanpa pencitraan di saat situasi darurat ketika warga membutuhkan kehadiran negara.

“Saya mengatakan bahwa sikap Mualem yang tidak meninggalkan rakyat ke mana pun itu menjadi pegangan penting dalam menilai dirinya sebagai pemimpin,” kata Hensa.

“Yang saya lihat, hampir setiap hari ia berkeliling melihat kondisi rakyatnya, mendengar keluhan, dan memastikan bantuan berjalan, bukan hanya sekali datang untuk pencitraan, konsistensi hadir di tengah rakyat inilah yang membuat saya menilai dia pantas jadi pemimpin nasional,” lanjutnya.

Dari perspektif komunikasi politik, Hensa menilai kedekatan langsung antara pemimpin dan warga membangun kepercayaan yang sulit dibangun hanya dengan kampanye di media.

Selain itu, ia menyoroti pengalaman panjang Mualem dalam mengelola Aceh yang memiliki sejarah konflik, proses perdamaian, hingga penanganan bencana.

Kemampuan menjaga keseimbangan antara stabilitas politik dan kebutuhan pembangunan daerah dinilai menjadi nilai tambah yang relevan untuk konteks kepemimpinan nasional.

“Mualem sudah ditempa oleh situasi-situasi sulit yang tidak dialami semua tokoh. Ia belajar memimpin di tengah tekanan, berdialog dengan berbagai kelompok, dan tetap menjaga kedekatan dengan masyarakat,” kata Hensa.

“Dan itu semua merupakan bekal penting bila suatu saat ia didorong naik ke tingkat kepemimpinan nasional,” tuturnya.

Meski demikian, Hensa menilai pentingnya menjaga konsistensi gaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat ketika memasuki arena politik nasional yang lebih kompleks.

Menurutnya, tantangan banyak tokoh daerah adalah tetap memegang karakter asli kepemimpinan mereka tanpa terseret arus politik elitis di tingkat pusat.

“Jika Mualem mampu menjaga prinsip tidak meninggalkan rakyat, tetap rutin turun ke lapangan, dan pada saat yang sama memperluas komunikasi politiknya secara cerdas, saya yakin ia akan menjadi salah satu figur yang diperhitungkan dalam peta kepemimpinan Indonesia,” pungkasnya. (zak/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
TNI-Polri Terus Bangun Jembatan Darurat di Agam, Buka Akses ke Daerah Terisolasi
• 3 jam lalukumparan.com
thumb
PDI-P Regenerasi Kepengurusan di Jateng, Pakar: Sekarang Eranya Anak Muda
• 9 jam lalukompas.com
thumb
Tol Cikampek Arah Jakarta Padat, Contraflow Diberlakukan Mulai KM 65-47
• 3 jam lalukumparan.com
thumb
Kementrian Bantah Ayu Aulia Dilantik Sebagai Tim Kreatif
• 5 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Hasil Super League 2025: Borneo FC Takluk 2-3 atas Malut United, Pesut Etam Digusur Persib
• 2 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.