Pantau - TNI bersama Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan) menyalurkan mesin penjernih air berteknologi tinggi ke Desa Batu Hula, Kecamatan Batangtoru, Sumatera Utara, guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi sekitar 1.700 pengungsi korban bencana.
Mesin ini dikembangkan oleh kolaborasi antara personel TNI dan mahasiswa Unhan sebagai bentuk tanggap darurat kemanusiaan.
Mesin Berteknologi RO dan UV, Hasilkan Ribuan Liter Air Layak KonsumsiMesin penjernih air ini menggunakan tabung Fiber Reinforced Plastic (FRP) dan lapisan media penyaring berlapis, seperti manganese ferrolit, manganese zeolit, karbon aktif, dan silika untuk mengurangi logam berat, kekeruhan, serta polutan organik.
Proses lanjutan mencakup teknologi reverse osmosis (RO) untuk menyaring partikel halus dan garam terlarut, serta sinar ultraviolet (UV) untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.
Dengan kapasitas produksi lebih dari 20.000 liter air bersih per hari, alat ini mampu menghasilkan 4.000 hingga 5.000 liter air yang langsung layak konsumsi setiap hari bagi pengungsi.
Sersan Mayor Dua Kadet Ronald Marcus Sihite dari Unhan menyatakan bahwa mesin ini dirancang agar mudah dioperasikan dalam kondisi darurat dan memiliki efisiensi tinggi.
"Mesin ini mudah dioperasikan di lapangan, efisien, dan berkapasitas tinggi. Cocok untuk kondisi darurat bencana," ujarnya.
Respons Positif Warga, Air Bisa Langsung DiminumKepala Desa Batu Hula menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan.
"Terima kasih telah memberikan mesin penjernih air. Airnya bisa langsung diminum. Ini sangat bermanfaat bagi para pengungsi," ungkapnya.
Bantuan ini menjadi solusi penting di tengah keterbatasan akses air bersih pascabencana, dan diharapkan dapat membantu pemulihan kondisi masyarakat terdampak di Batangtoru.




