JAKARTA, DISWAY.ID – Hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) SMA 2025 menuai sorotan setelah nilai rerata siswa di sejumlah daerah dinilai masih rendah.
Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, menegaskan capaian tersebut perlu disikapi secara objektif karena TKA merupakan instrumen baru dalam sistem evaluasi pendidikan nasional.
Menurut Retno, rendahnya nilai TKA 2025 tidak bisa langsung dimaknai sebagai kegagalan siswa.
BACA JUGA:Kemendikdasmen Integrasikan Asesmen Nasional ke TKA Mulai 2026, Ini Perubahannya
Justru, hasil tersebut harus menjadi bahan evaluasi bersama terhadap alat ukur yang baru pertama kali diterapkan.
“Nilai TKA 2025 ini kan baru diterapkan. Kalau kemudian hasilnya dinilai mengecewakan atau rendah, itu tentu sesuatu yang harus dievaluasi,” ujar Retno kepada Disway.
BACA JUGA:RESMI! SNBP 2026 Terapkan Nilai TKA Sebagai Syarat Validasi Ikut SNPMB 2026, Rapor Gak Cukup
Ia menekankan bahwa TKA hanyalah salah satu instrumen pengukuran capaian belajar. Karena itu, ketika hasilnya belum memuaskan, evaluasi tidak boleh diarahkan pada satu pihak saja.
“TKA ini kan hanya salah satu alat ukur. Jadi tidak bisa kemudian kesimpulannya hanya satu arah,” jelasnya.
Retno juga menilai pentingnya melibatkan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran, terutama guru, dalam mengevaluasi hasil TKA.
Menurutnya, masukan dari guru menjadi kunci untuk menilai apakah soal-soal TKA sudah sesuai dengan proses belajar mengajar di sekolah.
BACA JUGA:Nih Rerata TKA Pelajaran Bahasa Indonesia Terendah, Nilai Merah 40-50 Mendominasi
“Kalau mau mengevaluasi dan meminta masukan, seharusnya dari pihak yang terkait langsung, yang utama justru guru-guru. Mereka yang paling tahu bagaimana proses pembelajarannya,” tegas Retno.
Salah satu pertanyaan krusial yang perlu dijawab, lanjut Retno, adalah apakah tingkat kesulitan soal TKA sudah sesuai dengan kemampuan dan materi yang diterima siswa di sekolah.
“Apakah soal-soalnya terlalu sulit untuk anak? Apakah materinya sudah pernah diajarkan, atau justru belum pernah diajarkan lalu tiba-tiba keluar di TKA, sehingga banyak siswa tidak bisa mengerjakan?” katanya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- »
- Last





