Thailand dan Kamboja mengakhiri bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan setelah menyepakati gencatan senjata yang mulai berlaku pada Sabtu siang, menandai berakhirnya konflik terburuk kedua negara Asia Tenggara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, menyatakan gencatan senjata berjalan sesuai kesepakatan sekitar dua jam setelah diberlakukan pada pukul 12.00 waktu setempat.
“Sejauh ini tidak ada laporan tembakan,” ujar Surasant mengutip Reuters, Minggu (28/12/2025).
Baca Juga: Tanggapi Ocehan Trump di Medsos, Pemerintah Thailand Mengaku Kecewa Berat
Kesepakatan tersebut mengakhiri 20 hari pertempuran intens di wilayah perbatasan Thailand–Kamboja yang menewaskan sedikitnya 101 orang dan memaksa lebih dari setengah juta warga mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja tidak melaporkan adanya bentrokan lanjutan setelah gencatan senjata diumumkan. Namun, kementerian itu menyebut sempat terjadi serangan udara Thailand pada Sabtu pagi sebelum kesepakatan diberlakukan.
Baca Juga: Dibongkar Thailand, Beijing Akhirnya Jawab Terkait Penemuan Senjata China di Kamboja
Gencatan senjata ini ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Thailand Natthaphon Narkphanit dan Menteri Pertahanan Kamboja Tea Seiha, menyusul eskalasi konflik yang melibatkan serangan jet tempur, baku tembak roket, serta tembakan artileri di kawasan perbatasan.
Bentrok bersenjata tersebut menjadi yang paling intens dalam beberapa tahun terakhir, memperburuk hubungan kedua negara sekaligus mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat perbatasan.
Penghentian konflik ini merupakan gencatan senjata kedua dalam beberapa bulan terakhir, setelah upaya perdamaian sebelumnya gagal menahan eskalasi kekerasan secara berkelanjutan.




