JAKARTA, DISWAY.ID — Gelombang arus balik libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 mulai terasa di wilayah Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat, sebanyak 295.950 penumpang dijadwalkan tiba di Jakarta hingga 4 Januari 2026.
Puncak kedatangan penumpang diperkirakan sudah terjadi pada Minggu, 28 Desember 2025.
Pada kemarin, jumlah penumpang yang turun di berbagai stasiun wilayah Jakarta melebihi 50.965 orang.
BACA JUGA:John Herdman Rombak Squad Warisan Patrick Kluivert, Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia yang Terancam Tersingkir
“Tren kedatangan penumpang cukup tinggi dan diperkirakan akan tetap stabil hingga awal Januari 2026,” ujar Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Franoto Wibowo, Minggu (28/12/2025).
Secara kumulatif, sejak masa angkutan Nataru dimulai pada 18 Desember 2025, KAI mencatat sebanyak 396.029 penumpang telah kembali ke Jakarta menggunakan layanan kereta api jarak jauh.
Lonjakan arus balik tersebut mendorong KAI melakukan penyesuaian operasional. Selama periode Nataru, frekuensi perjalanan kereta api jarak jauh ditingkatkan sekitar 10 persen, menjadi 1.732 perjalanan.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan kelancaran mobilitas masyarakat sekaligus menjaga kenyamanan penumpang di tengah tingginya volume perjalanan akhir tahun.
BACA JUGA:Pembangunan Huntara Korban Bencana Sumbar Dikebut, Tenaga Pertukangan Ditambah 2 Kali Lipat
Meski terjadi peningkatan signifikan, KAI memastikan ketersediaan tempat duduk masih mencukupi.
Dari total 909.536 kursi yang disiapkan selama masa angkutan Nataru, sebanyak 702.232 tiket telah terjual.
KAI juga mengimbau para penumpang yang tiba di Jakarta agar tetap tertib dan waspada, terutama saat melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi lanjutan dari stasiun.
“Kami mengingatkan penumpang untuk memperhatikan keselamatan diri dan barang bawaan, serta mengikuti arahan petugas di area stasiun,” kata Franoto.
Peningkatan arus balik ini mencerminkan tingginya mobilitas masyarakat setelah libur panjang Nataru, sekaligus menjadi indikator pulihnya aktivitas transportasi publik berbasis rel di akhir 2025.




