KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak membeberkan perkembangan pemulihan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Maruli merupakan Ketua Satgas Pembangunan Jembatan dalam pemulihan di Sumatera. Ia menjelaskan, proses perbaikan jembatan agak rumit karena ada sejumlah hambatan.
"Jembatan agak rumit, setelah ada laporan, kita survei dulu apa jembatan yang paling sesuai, kami cari apa yang harus dikirim dari Jakarta, kemudian di pelabuhan masuk, ada jalan rusak ada seminggu di jalan, saya terus terang kepada anggota saya salut bisa sedemikian rupa," kata Maruli dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/12).
Konferensi pers ini turut dihadiri Menko PMK Pratikno, Seskab Teddy Indra Wijaya, Mensesneg Prasetyo Hadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Mendagri Tito Karnavian, Wamensos Agus Jabo dan Kapusdatin BNPB Abdul Muhari.
Maruli menyebut, pihaknya akan membangun 44 jembatan bailey. Total yang sudah rampung 12 jembatan.
"Bailey 44, 12 sudah selesai sisa 15 dalam perjalanan, 6 sedang dipasang yang lain kita kumpulkan melalui Kemenhan, akan dicari 100," kata Maruli.
Ada Sabotase Targetkan PemerintahEks Danpaspampres ini menegaskan, dalam situasi sulit seperti ini seluruh pihak harus kompak. Ia menyebut, ada kelompok berusaha menyabotase pemerintah dalam mempercepat pemulihan di Sumatera.
"Kami ingatkan dalam kondisi ini harus kompak, bernegara harus kompak, kita meski dalam kondisi kompak ada yang berusaha sabotase jembatan bailey," kata Maruli.
Maruli pun menampilkan foto baut jembatan bailey yang dibongkar. Ia menduga arah dari sabotase ini menargetkan pemerintah.
"Dalam kondisi gini ada kelompok orang mau bisa dikatakan arahnya kepada pemerintah, korbankan pemerintah, masyarakat sedang kena bencana mau dikorbankan," kata Maruli.
"Saya semaleman enggak bisa tidur mikirkan ini, orang sebiadab ini," kata dia.
Ia menyebut, dari sini diduga akan muncul berbagai isu. Ia mengajak kepada seluruh pihak untuk tetap solid dan kompak.
"Nanti ada yang biang ini pengkondisian buat masyarakat mati. Itu bukan pengkondisian, itu biadab ini bukti nyata, kasihan masyarakat menjadi korban jangan sampai jiwanya jadi korban lagi," kata Maruli.




