FAJAR, MAKASSAR — Malam pergantian tahun menjadi momentum yang dinanti masyarakat. Wisata luar rumah untuk merayakannya menjadi pilihan favorit.
Masyarakat banyak memonumenkan sejarah pergantian tahun dengan berlibur dan berkumpul bersama keluarga di pusat keramaian, misalnya di pusat kota dan pantai. Namun, masyarakat perlu meningkatkan rasa awas pada pergantian tahun 2026 kali ini.
Sebab, cuaca ekstrem sedang menghantui. Termasuk di Sulawesi Selatan. Kawasan pesisir, khususnya dengan dampak bencana hidrometeorologi.
BBMKG Wilayah IV Makassar telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem pada 29-31 Desember di Sulsel. Peringatan dini tersebut dirilis karena adanya potensi kondisi curah hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem yaitu lebih dari 100 mm per harinya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terhadap potensi cuaca ekstrem terutama hujan lebat dan angin kencang.
“Berdasarkan rilis BMKG untuk dasarian ketiga Desember 2025 (21-31 Desember), beberapa daerah di Sulsel memang masuk dalam kategori Waspada, Siaga, dan bahkan Awas,” sebut Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo, Minggu, 28 Desember 2025.
Sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan saat ini berada pada status Waspada hingga Awas, khususnya Kabupaten Barru, Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Maros, serta Kota Makassar.
Kondisi ini berpotensi menimbulkan hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang, dan berdampak signifikan terhadap peningkatan tinggi gelombang laut di wilayah perairan Sulawesi Selatan.
Amson menjelaskan, dampak paling berisiko saat ini terjadi di wilayah perairan Kabupaten Pangkep dan daerah pesisir lainnya, seiring meningkatnya tinggi gelombang yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran dan transportasi laut.
Amson juga mengonfirmasi telah terjadi insiden tragis akibat cuaca buruk di perairan Pulau Sarappo, Kabupaten Pangkep, yang menyebabkan sebuah kapal motor tenggelam.
“Kami menerima laporan adanya kapal motor yang tenggelam akibat cuaca ekstrem. Kejadian ini mengakibatkan tiga orang saudara kita meninggal dunia, termasuk salah satunya adalah Camat Liukang Tupabbiring. Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini,” ujar Amson.
Merespons insiden tersebut, BPBD Sulsel meminta kepada masyarakat, nelayan, serta pelaku perjalanan laut dalam melakukan pelayaran agar senantiasa memantau dan mendapat informasi yang jelas dari Syahbandar atau otoritas terkait. Apakah menunda perjalanan atau dapat melakukan perjalanan.
“Setiap akan melakukan perjalanan melalui laut itu senantiasa mengikuti petunjuk dan sekaligus melaporkan ke Syahbandar atau otoritas terkait,” tegasnya.
“Kalau disampaikan bahwa kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk berlayar, jangan dulu berlayar untuk menghindari kondisi yang tidak kita harapkan,” tambahnya.
Selain itu, BPBD Sulsel juga mengingatkan para pengelola objek wisata, khususnya di wilayah perairan yang masuk kategori Waspada, Siaga, dan Awas, agar meningkatkan kehati-hatian dan membatasi aktivitas wisata bahari.
Terkait langkah antisipatif, Amson menegaskan bahwa BPBD Sulsel telah melakukan kesiapsiagaan sejak awal musim penghujan, bahkan sebelum status cuaca ekstrem ditetapkan.
Dengan kondisi cuaca yang terus berkembang, BPBD Sulsel memastikan peningkatan tingkat kewaspadaan serta pelibatan personel dalam jumlah lebih besar sesuai kebutuhan di lapangan.
Ia juga meminta masyarakat secara aktif memantau perkembangan cuaca dari kanal resmi BMKG dan media terpercaya.“Kami meminta masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca secara mandiri melalui kanal resmi BMKG,” tutup Amson.
Prakirawan BMKG Nur Asia Utami, menjelaskan bahwa peringatan dini cuaca ekstrem dikeluarkan ketika terdapat potensi curah hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem, yakni lebih dari 100 milimeter per hari.
“Saat ini BMKG Sulsel mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca berupa hujan sedang hingga lebat, serta peringatan dini cuaca berisiko yang diperbarui setiap hari,” ujarnya.
Terkait prakiraan cuaca pada malam pergantian tahun, Nur Asia Utami menyampaikan bahwa secara umum kondisi cuaca di wilayah Sulawesi Selatan diprakirakan berawan dan berpotensi terjadi hujan ringan.
Kondisi ini diharapkan menjadi perhatian masyarakat yang akan melakukan aktivitas di luar ruangan saat perayaan tahun baru.Untuk wilayah pesisir, BMKG mencatat potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai angin kencang/kuat.
Kecepatan angin diprakirakan dapat mencapai hingga 40 kilometer per jam. Sementara itu, intensitas hujan yang lebih tinggi diprakirakan berpotensi terjadi pada dini hari hingga pagi hari.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan hujan dapat berlangsung sepanjang hari, mengingat sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan saat ini telah memasuki musim penghujan.
BMKG Sulsel mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di akhir tahun, khususnya di wilayah dengan risiko banjir yang cukup tinggi.
Masyarakat juga diharapkan aktif memantau informasi cuaca terbaru melalui aplikasi INFO BMKG serta akun media sosial resmi BMKG sebagai sumber informasi yang valid dan terkini.
Dengan kewaspadaan bersama dan akses informasi yang cepat, diharapkan potensi dampak bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan, sehingga aktivitas masyarakat pada akhir tahun dapat berlangsung dengan aman dan lancar.(uca)





