Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meresmikan revitalisasi jalan di RW 06 Kelurahan Karet Tengsin, Jakarta Pusat, pada Senin.
Hampir 30 tahun jalanan tersebut belum diperbaiki. Padahal jalan sepanjang 400 meter dan lebar 5,5 meter tersebut merupakan akses mobilitas warga.
“Kenapa jalan ini tidak pernah dibangun dan dirawat? Karena memang di tempat ini terdapat pemipaan di bawahnya," kata Pramono di Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Senin.
Selain pipa, di jalan itu juga ada tumpang-tindih kewenangan antara Dinas Pertamanan, Bina Marga dan pihak lainnya. "Setelah Wali Kota melaporkan kepada saya, diputuskan untuk membangun jalan ini," katanya.
Baca juga: Perbaikan jalanan rusak di Jakarta capai 60 persen
Untuk itu, Pramono bersyukur karena dalam waktu tidak lebih dari satu bulan, Dinas Bina Marga dapat menyelesaikan perbaikan di jalan tersebut.
Pramono menjelaskan, jalan yang diresmikan berdiri di atas lahan milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) DKI Jakarta.
Dalam proses pembangunannya, Pemprov DKI melakukan koordinasi yang baik serta komunikasi terbuka dengan PT Tirta Jaya, selaku pengelola proyek pipa air yang melintasi kawasan tersebut.
Seluruh pekerjaan dilaksanakan secara terencana dengan mengutamakan kualitas, keselamatan, dan keberlanjutan agar jalan dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Baca juga: Tanggul Mutiara di Jakarta dibeton agar tak rembes lagi
Dia yakin jalan ini akan sangat bermanfaat bagi warga karena terhubung langsung dengan Jalan KH Mas Mansyur, yang merupakan jalan protokol utama. "Apalagi di kawasan ini terdapat dua sekolah, yaitu SD dan SMP negeri,” kata Pramono.
Pembangunan dan pengaspalan jalan dimulai pada November 2025 dan rampung pada Desember 2025. Pengaspalan dilakukan secara menyeluruh agar jalan lebih aman dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan serta mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat sekitar.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga berkomitmen untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur yang menyentuh langsung kebutuhan warga, sekaligus memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Jakarta.
Hampir 30 tahun jalanan tersebut belum diperbaiki. Padahal jalan sepanjang 400 meter dan lebar 5,5 meter tersebut merupakan akses mobilitas warga.
“Kenapa jalan ini tidak pernah dibangun dan dirawat? Karena memang di tempat ini terdapat pemipaan di bawahnya," kata Pramono di Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Senin.
Selain pipa, di jalan itu juga ada tumpang-tindih kewenangan antara Dinas Pertamanan, Bina Marga dan pihak lainnya. "Setelah Wali Kota melaporkan kepada saya, diputuskan untuk membangun jalan ini," katanya.
Baca juga: Perbaikan jalanan rusak di Jakarta capai 60 persen
Untuk itu, Pramono bersyukur karena dalam waktu tidak lebih dari satu bulan, Dinas Bina Marga dapat menyelesaikan perbaikan di jalan tersebut.
Pramono menjelaskan, jalan yang diresmikan berdiri di atas lahan milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) DKI Jakarta.
Dalam proses pembangunannya, Pemprov DKI melakukan koordinasi yang baik serta komunikasi terbuka dengan PT Tirta Jaya, selaku pengelola proyek pipa air yang melintasi kawasan tersebut.
Seluruh pekerjaan dilaksanakan secara terencana dengan mengutamakan kualitas, keselamatan, dan keberlanjutan agar jalan dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Baca juga: Tanggul Mutiara di Jakarta dibeton agar tak rembes lagi
Dia yakin jalan ini akan sangat bermanfaat bagi warga karena terhubung langsung dengan Jalan KH Mas Mansyur, yang merupakan jalan protokol utama. "Apalagi di kawasan ini terdapat dua sekolah, yaitu SD dan SMP negeri,” kata Pramono.
Pembangunan dan pengaspalan jalan dimulai pada November 2025 dan rampung pada Desember 2025. Pengaspalan dilakukan secara menyeluruh agar jalan lebih aman dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan serta mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat sekitar.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga berkomitmen untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur yang menyentuh langsung kebutuhan warga, sekaligus memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Jakarta.





