Super Flu Menyebar di New York, CDC Catat Jutaan Kasus Nasional

mediaindonesia.com
1 jam lalu
Cover Berita

Kota New York dan sejumlah wilayah di Amerika Serikat tengah menghadapi lonjakan kasus influenza akibat kemunculan varian baru yang populer disebut sebagai “super flu”. Varian influenza A H3N2 yang dikenal sebagai subclade K kini menjadi strain dominan dan dikaitkan dengan musim flu yang datang lebih awal serta lebih berat dari biasanya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat tingkat penularan flu berada pada level sangat tinggi di sejumlah negara bagian, termasuk New York. Varian ini sebelumnya juga menyebabkan lonjakan kasus di Inggris, Eropa, dan Australia.

“Inggris terdampak cukup berat oleh varian ini, begitu juga Eropa dan Australia. Itu menjadi pertanda tentang apa yang kemungkinan akan kita hadapi di sini. Ini akan menjadi musim flu yang sangat menantang,” ujar Direktur Program Magister Kesehatan Masyarakar di Northeastern University, Neil Maniar.

Maniar menjelaskan bahwa strain flu yang kini dominan dapat menyebabkan penyakit yang cukup serius, terutama pada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan orang dengan penyakit penyerta. Selain itu, varian ini dinilai tidak sepenuhnya cocok dengan komposisi vaksin flu tahun ini.

“Strain yang beredar tidak sepenuhnya selaras dengan strain H3N2 yang digunakan untuk membuat vaksin, sehingga sebagian masyarakat mungkin lebih rentan tertular,” ujarnya.

Laporan awal dari Inggris memperkirakan efektivitas vaksin flu berada di kisaran 32 hingga 39 persen pada orang dewasa, dan 72 hingga 75 persen pada anak-anak, berdasarkan penurunan angka rawat inap.

Meski demikian, Maniar menegaskan vaksin flu tetap penting.

Sementara itu, dosen klinis farmasi dan sistem kesehatan di Northeaster Universiry, Brandon Dionne mengatakan bahwa pengobatan flu tetap sama seperti influenza pada umumnya.

“Oseltamivir atau Tamiflu adalah obat minum yang paling efektif bila diberikan sesegera mungkin setelah gejala muncul. Obat ini biasanya dapat memperpendek durasi gejala sekitar 12 hingga 24 jam," ujar Brandon.

Tamiflu juga kadang diberikan secara preventif kepada kelompok berisiko tinggi, seperti penghuni panti jompo, bahkan sebelum gejala muncul. Dionne juga menyebutkan bahwa kini tersedia alat tes rumahan yang dapat mendeteksi flu A dan B sekaligus Covid-19.

Gejala flu antara lain meliputi batuk, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, keringat berlebih, serta rasa menggigil dan demam.

CDC mencatat sejauh ini terdapat sekitar 4,6 juta kasus flu di Amerika Serikat musim ini, dengan sekitar 49 ribu pasien dirawat di rumah sakit dan sekitar 1.900 kematian, termasuk dua kasus pada anak-anak. (Northeastern Global News/Z-10)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Polri Gandeng Pemda Petakan Huntara Korban Bencana Sumatera, Siapkan Lokasi Prioritas
• 23 jam laluokezone.com
thumb
Sidak ke Pasar Kramat Jati, Zulhas Klaim Harga Bahan Pangan Terkendali Kecuali Cabai
• 4 jam laluidxchannel.com
thumb
TVRI Jelaskan Aturan Nobar Piala Dunia: Gratis untuk UMKM
• 8 jam lalukumparan.com
thumb
Viral, Dosen di Makassar Dipecat karena Meludahi Karyawan Toko
• 33 menit lalusuarasurabaya.net
thumb
Pemda Minim Anggaran, BNPB Dorong Keluarkan Status Tanggap Darurat
• 4 jam laluidntimes.com
Berhasil disimpan.