Wow, RI Butuh Rp 3.400 Triliun Bikin Energi Jadi Lebih Bersih

cnbcindonesia.com
5 jam lalu
Cover Berita
Foto: Tampak udara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata kapasitas 192 MWp di Provinsi Jawa Barat. Pengembangan energi baru dan terbarukan ini menjadi bukti bahwa PLN tidak hanya mampu menjadikan transisi energi menjadi sebuah kekuatan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional tetapi juga menjadi bukti PLN mampu bersaing di kancah global. (Dok. PT PLN (Persero))

Jakarta, CNBC Indonesia - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan dana investasi fantastis mencapai US$ 190 miliar atau setara Rp 3.400 triliun untuk program transisi energi dalam 10 tahun ke depan.

Angka tersebut diperlukan untuk membangun infrastruktur kelistrikan yang lebih bersih dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil secara bertahap.

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menjelaskan bahwa nominal jumbo tersebut merupakan estimasi kebutuhan pendanaan untuk merealisasikan peta jalan ketenagalistrikan nasional hingga tahun 2034. Tanpa dukungan investasi sebesar itu, target Indonesia untuk memiliki sumber energi yang berkelanjutan akan sulit tercapai.


Baca: MPR Sebut RI Sudah Berada di Tahap Krisis Iklim

"Kebutuhannya memang tidak kecil teman-teman ibu bapak sekalian, karena kebutuhan untuk pengembangan 10 tahun yang akan datang, kita membutuhkan dana investasi hampir US$ 190 miliar. Atau kurang lebih Rp 3.400 triliun," ujar Eddy dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2025, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (29/12/2025).

Rinciannya, dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik baru seperti yang sudah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

Total kapasitas pembangkit tambahan mencapai hampir 70 Giga Watt (GW). Dari total target tersebut, porsi terbesar yakni sebanyak 52 GW akan difokuskan pada pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai tulang punggung masa depan.

"Nah oleh karena itu, saya mendorong sekali bahwa kebutuhan kita untuk membangun energi terbarukan itu tidak boleh luput. Kita tidak boleh tertinggal lagi, tidak boleh lengah lagi. Yang mana artinya setiap tahun kita harus menyiapkan investasi hampir 19 miliar dolar," tambahnya.

Meskipun beban biayanya sangat besar, investasi tersebut dinilai akan memberikan dampak ekonomi berganda yang signifikan bagi negara. Proyek transisi energi tersebut akan membuka jutaan lapangan kerja baru di sektor hijau (green jobs) serta menciptakan peluang ekonomi karbon yang bernilai tinggi.

"Dampaknya apa? Menciptakan lapangan pekerjaan, green jobs tercipta hampir 1,7 juta. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan PDB kita. Nah kemudian mendorong juga terciptanya sebuah ekonomi baru yaitu ekonomi karbon yang saat ini sudah bisa kita kembangkan secara cepat," tandasnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Presiden Prabowo Panggil Ahmad Muzani ke Istana, Bahas Apa?

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dijodohkan dengan Atalia Praratya, Dedi Mulyadi Mendadak Lempar Kode Tak Bakal Lama jadi Duda, Netizen: Gaskeun Pak
• 6 jam lalugrid.id
thumb
Wacana Pilkada Lewat DPRD, Pengamat: Penataan Ulang Peta Kekuasaan di Daerah
• 6 jam laluokezone.com
thumb
China Akan Terus Batasi Produksi Baja Mentah Hingga 2030
• 20 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Hasil Liga Italia: Inter Milan Kalahkan Atalanta 1-0, Lautaro jadi Penentu Kemenangan
• 18 jam lalubisnis.com
thumb
Marak Pelajar Tewas Akibat Laka-Lantas, Polres Desak Pemkab Ponorogo Aktifkan Angkutan Umum
• 8 jam lalurealita.co
Berhasil disimpan.