Ketika Pasangan Menjauh, Haruskah Selalu Disebut Avoidant dalam Hubungan?

kumparan.com
2 jam lalu
Cover Berita
Mengapa Istilah Avoidant Semakin Populer dalam Hubungan

Belakangan, istilah avoidant semakin sering digunakan dalam percakapan tentang hubungan, terutama di kalangan anak muda. Kata ini banyak muncul di media sosial seperti tiktok, instagram dan media sosial lainnya sebagai cara yang cepat untuk menjelaskan perilaku pasangan yang dianggap menjauh, sulit diajak berkomunikasi, atau menghindari pembahasan yang bersifat emosional.

Media sosial juga mendorong munculnya konten relasi yang merangkum dinamika hubungan ke dalam label-label tertentu. Tanpa disadari, hal tersebut membuat istilah avoidant dalam hubungan semakin digunakan secara luas, bahkan untuk situasi yang sebenarnya memiliki konteks lebih kompleks. Akibatnya, label tersebut menjadi populer karena terasa relevan, meski tidak selalu tepat dalam penggunaannya di setiap hubungan.

Perilaku yang Sering Disebut sebagai Avoidant dalam Hubungan

Dalam percakapan sehari-hari, istilah avoidant sering diartikan pada perilaku tertentu dalam hubungan. Beberapa diantaranya adalah menunda pembicaraan penting, mengalihkan topik saat pembahasan tentang masa depan, menjaga jarak ketika konflik muncul, atau memilih diam ketika merasa tertekan. Perilaku-perilaku tersebut tersebut kemudian dianggap termasuk ke dalam bentuk pola avoidant dalam hubungan, meskipun setiap situasi memiliki latar yang berbeda.

Apakah Semua Sikap Menjauh Berarti Avoidant?

Jawabannya tidak.

Tidak semua sikap menjauh dalam hubungan dapat langsung diartikan sebagai pola avoidant. Pada beberapa situasi, seseorang mungkin membutuhkan ruang karena sedang merasa kewalahan, lelah secara emosional, atau belum siap membahas konflik tertentu. Cara setiap individu menghadapi tekanan dan emosi tidak selalu sama, sehingga menarik diri sementara waktu dapat menjadi bentuk mekanisme bertahan seseorang dalam hubungan.

Tanpa memahami konteks yang melatarbelakangi perilaku tersebut, pemberian label justru berpotensi menyebabkan terjadinya salah paham. Pasangan yang diberikan cap avoidant dapat merasa disalahkan, sementara pihak lain merasa kebutuhanya diabaikan. Disinilah pentingnya melihat sikap menjauh secara utuh, bukan sekedar melalui satu istilah yang sedang populer.

Dampak Sikap Menjauh terhadap Komunikasi dalam Hubungan

Sikap menjauh yang terjadi secara berulang kali dapat menyebabkan kualitas komunikasi dalam hubungan yang memburuk. Pasangan yang ditinggalkan dalam ketidakjelasan sering kali merasa tidak aman, bingung, dan mulai mempertanyakan posisi dirinya. Ketika satu pihak memilih diam sementara pihak lain membutuhkan penjelasan, komunikasi menjadi tidak seimbang dan berakhir dengan adanya konflik dalam hubungan yang berlarut.

Komunikasi sebagai Kunci Hubungan yang Lebih Sehat

Sikap menjauh dalam hubungan tidak selalu berarti seseorang memilikinpola avoidant. Memahami konteks, kebutuhan ruang, dan pola komunikasi pasangan menjadi kunci untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan minim konflik.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BNPB Usul Penguatan Jabatan Kepala BPBD di Daerah
• 2 jam lalutvrinews.com
thumb
11 Link Twibbon Tahun Baru 2026 Terbaru, Cocok untuk Story WA, IG, TikTok
• 15 jam lalutvonenews.com
thumb
Mensesneg: Prabowo Minta Perangkat Modifikasi Cuaca Ditambah
• 7 jam lalukumparan.com
thumb
Kebakaran Panti Werdha Damai Manado, 16 Lansia Tewas Terjebak Kobaran Api
• 14 jam lalurctiplus.com
thumb
Eva Manurung Akui Malu dengan Tabiat Inara Rusli, Ibunda Virgoun Pilih Berpihak ke Wardatina Mawa
• 4 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.