Rachmat Irianto dan Malik Risaldi, Dua Karakter yang Berpotensi Meledak di Era Bernardo Tavares Bersama Persebaya Surabaya

harianfajar
2 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, SURABAYA — Teriakan Rachmat Irianto di ruang ganti Persebaya Surabaya bukan sekadar pelepas emosi. Ia adalah sinyal. Sebuah penegasan bahwa di tengah musim yang naik turun, Green Force masih memiliki denyut kepemimpinan yang hidup.

Wakil kapten itu kembali berdiri paling depan ketika Bruno Moreira harus absen akibat akumulasi kartu. Dalam sunyi yang biasanya mendahului laga besar, suara Rachmat menggema—tegas, lugas, tanpa basa-basi.

“Jadi, harus semua bantu satu sama lain, jangan saling menyalahkan, dan percaya sama yang lain.”

Kalimat singkat, tetapi bermakna dalam. Ia menjahit kembali kepercayaan diri tim yang sempat goyah. Hasilnya nyata. Persebaya mampu menahan imbang pemuncak klasemen Borneo FC 2-2, sebuah hasil yang lebih dari sekadar tambahan satu poin. Itu adalah pemulihan mental.

Momentum tersebut kini dibawa ke laga tunda pekan kedelapan Super League 2025/2026 menghadapi Persijap Jepara di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu malam WIB, 28 Desember 2025. Bermain di kandang sendiri, dengan ribuan Bonek yang siap memenuhi tribun, Green Force mengincar satu hal: kesinambungan.

Waspada di Tengah Keunggulan Klasemen

Secara matematis, Persebaya berada di atas angin. Posisi kesembilan dengan 19 poin berbanding kontras dengan Persijap Jepara yang masih terjebak di zona degradasi, mengoleksi sembilan poin dari 14 laga.

Namun sepak bola musim ini sudah cukup sering memberi kejutan. Kekalahan Persija Jakarta dari Semen Padang menjadi alarm bahwa determinasi tim papan bawah kerap muncul justru saat paling diremehkan.

Asisten pelatih Uston Nawawi memahami betul situasi itu. Disiplin, fokus, dan kerja sama terus ditekankan. Tak ada ruang untuk lengah, bahkan ketika bermain di rumah sendiri.

Datangnya Bernardo Tavares dan Awal Era Baru

Di tengah persiapan laga, manajemen Persebaya mengumumkan keputusan besar: Bernardo Tavares resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala.

Nama pelatih asal Portugal itu membawa memori kuat di sepak bola Indonesia. Ia pernah mengantar PSM Makassar menjuarai Super League 2022/2023 dengan identitas permainan yang jelas—rapat, disiplin, penuh pengorbanan, dan mental baja.

Bagi Persebaya, ini bukan sekadar pergantian pelatih. Ini adalah perubahan arah.

Dalam sistem Bernardo, pemain yang memiliki etos kerja tinggi, kecerdasan taktik, dan karakter kepemimpinan selalu mendapat tempat istimewa. Rachmat Irianto nyaris menjadi prototipe ideal filosofi tersebut.

Ia fleksibel—bisa bermain sebagai bek tengah, bek kanan, atau gelandang bertahan. Ia vokal, tetapi juga memberi contoh lewat kerja tanpa henti. Dalam tim yang masih mencari keseimbangan, Rachmat adalah jangkar emosional dan struktural.

Malik Risaldi, Energi Mentah yang Menunggu Dimatangkan

Namun era Bernardo Tavares tak hanya menjanjikan kebangkitan figur senior. Di sisi lain, ada Malik Risaldi—nama yang kerap luput dari sorotan besar, tetapi menyimpan potensi ledakan.

Malik adalah tipikal pemain sayap modern: agresif, berani duel, dan tak ragu menusuk ruang sempit. Selama ini, problemnya lebih pada konsistensi dan pengambilan keputusan di momen krusial.

Di bawah pelatih yang menuntut disiplin posisi dan timing pergerakan, Malik justru berpeluang berkembang signifikan. Bernardo dikenal piawai “memoles” pemain dengan energi mentah menjadi aset fungsional dalam sistem tim.

Jika Rachmat Irianto adalah stabilitas, maka Malik Risaldi adalah dinamika. Keduanya mewakili dua kutub yang dibutuhkan Persebaya: ketenangan dan keberanian.

Pekerjaan Rumah Bernama Pertahanan

Catatan enam gol dalam lima laga terakhir tanpa satu pun clean sheet menunjukkan bahwa Persebaya masih rapuh di lini belakang. Koordinasi dan konsentrasi kerap hilang di momen-momen krusial.

Di sinilah Rachmat Irianto kembali menjadi figur sentral. Ia bukan hanya bek atau gelandang, tetapi perpanjangan tangan pelatih di lapangan. Sementara di depan, Malik Risaldi bisa menjadi salah satu jawaban untuk menciptakan ancaman berkelanjutan, bukan sekadar serangan sporadis.

Menariknya, Persijap Jepara juga datang dengan catatan serupa: enam gol dalam lima laga terakhir, sembilan pertandingan tanpa kemenangan, dan sepuluh laga tanpa clean sheet. Duel pun diprediksi berlangsung terbuka.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kuasa Hukum Inara Rusli Luruskan Status Laporan Mawa, Tegaskan Belum Masuk Tahap Penyidikan
• 9 jam lalugrid.id
thumb
Harga Minyak Mentah Melemah Usai Pasokan Diprediksi Berlebih
• 15 jam lalukumparan.com
thumb
Cerita Jalan Karet Pasar Baru: 30 Tahun Terbengkalai, Diaspal, Pram Resmikan
• 11 jam lalukumparan.com
thumb
Waketum PAN Sebut Pilkada via DPRD Layak Dipertimbangkan
• 5 jam lalujpnn.com
thumb
Kenyamanan Sehari-hari Dimulai dari Innerwear yang Tepat, La Paris Dorong Gaya Hidup Nyaman!
• 11 jam laluherstory.co.id
Berhasil disimpan.