Bisnis.com, JAKARTA — PT Budi Gadai Indonesia (Budi Gadai) berpandangan bisnis gadai pada 2026 memiliki prospek yang cukup baik. Hal ini didorong oleh kebutuhan masyarakat terhadap layanan gadai yang cepat dan terpercaya diperkirakan tetap terjaga.
Oleh sebab itu, pada 2026 mendatang perusahaan gadai yang berlokasikan di Sumatera Utara ini menargetkan pertumbuhan bisnis gadai sebesar 20% dari tahun ini atau 2025.
“Strategi yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, memperkuat operasional dan manajemen risiko serta menjaga kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” ucap Direktur Budi Gadai Indonesia, Budiarto Sembiring kepada Bisnis, dikutip pada Senin (29/12/2025).
Dia meneruskan, saat ini perusahaannya masih fokus pada layanan gadai yang telah berjalan. Namun, akan tetap mencermati peluang pengembangan produk atau perluasan jenis agunan. Jika nanti ada, implementasinya akan dilalukan bertahap dan mempertimbangkan kesiapan internal serta ketentuan regulasi yang berlaku.
Lebih lanjut, Budi menilai meningkatnya persaingan dan risiko operasional serta kepatuhan menjadi tantangan yang perlu diwaspadai oleh industri pergadaian pada tahun depan.
“Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menggunakan layanan pergadaian yang legal juga masih menjadi perhatian,” sebutnya.
Baca Juga
- Gadai Ilegal jadi Tantangan Besar Industri Pergadaian pada 2026
- Pelaku Industri Nilai Roadmap Pergadaian Buka Ruang Gadai Swasta Perluas Pasar
Lebih jauh, dia memastikan bahwa Budi Gadai menyiapkan pendanaan dan struktur permodalan secara hati-hati dengan menjaga kondisi keuangan yang sehat.
“Langkah ini dilakukan agar perusahaan memiliki fleksibilitas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan usaha sekaligus menjaga stabilitas dan keberlanjutan bisnis,” tegasnya.
Sebagai informasi, transaksi gadai di Budi Gadai mengalami pertumbuhan sebesar 31,5% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Budi berujar, hal ini didorong oleh pembukaan cabang baru perusahaan.
Sebagai informasi, secara keseluruhan industri pergadaian, penyaluran pembiayaan pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 38,89% (year on year/YoY) menjadi Rp120,45 triliun.
OJK menyebut bahwa tingkat risiko kredit dalam penyaluran pembiayaan ini terjaga. Adapun, pembiayaan terbesar industri pergadaian disalurkan dalam bentuk produk gadai, yaitu sebesar Rp98,74 triliun atau 81,99% dari total pembiayaan yang disalurkan.





