Psikolog Soal Anak SD di Medan Bunuh Ibu: Hubungan Adik dan Kakak Sangat Erat

kumparan.com
3 jam lalu
Cover Berita

Psikolog forensik menjelaskan kondisi anak berinisial A (12) yang membunuh ibunya di rumah mereka di Jalan Dwi Kora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Rabu (10/12). Kondisi anak tersebut tidak mengalami gangguan mental.

“Hasil dari pemeriksaan tidak dijumpai adanya gangguan mental tersebut. Anak tidak mengalami skizofrenia (gangguan mental). Jadi tidak ada halusinasi, tidak ada delusi, dan tidak ada perilaku yang aneh. Jadi gugur gangguan skizofrenia pada anak, kemudian juga tidak dijumpai adanya PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder),” kata Irma Minauli, psikolog forensik, saat konferensi pers di Polrestabes Medan, Senin (29/12).

Irma membeberkan, dari hasil pemeriksaan psikologis diketahui bahwa anak tersebut memiliki kecerdasan sangat tinggi.

“Dia juga mampu mempelajari musik dan seni secara otodidak, yang itu menunjukkan bahwa dia juga seorang pribadi dengan kecerdasan yang sangat tinggi,” ujar Irma.

Labil Secara Emosional

Selain itu, Irma menuturkan kondisi anak A masih tergolong labil dan belum memahami konsekuensi ke depan yang akan dihadapinya.

“Memang secara psikologis anak ini masih labil secara emosional. Jadi agresivitasnya cukup tinggi, empatinya mungkin masih kurang berkembang, serta kurang berinteraksi secara sosial,” ucap Irma.

“Jadi meskipun kecerdasannya superior, dia tidak memahami konsekuensi dari perbuatannya itu,” sambung Irma.

Menurut Irma, kondisi labil pada remaja merupakan hal yang biasa. Ia menyebut anak remaja yang memiliki sifat keras kepala lazim ditemukan.

“Tetapi hal ini juga lazim pada anak-anak remaja. Anak remaja mana yang tidak keras kepala. Jadi ini overrated antara kecenderungan disordernya dengan hasil perkembangan remaja yang dialami,” ujarnya.

Irma mengatakan, kemungkinan peristiwa pembunuhan yang dilakukan anak tersebut bukan karena gangguan mental, melainkan pengalaman kekerasan yang disaksikan dan dialami anak.

“Jadi kalau dilihat, kemungkinan terjadinya peristiwa ini bukan karena adanya gangguan kesehatan mental. Namun, lebih ke arah pengalaman kekerasan yang dialami dan disaksikan,” imbuh Irma.

Menurutnya, dalam kasus anak tersebut diperlukan pendampingan hingga proses persidangan.

“Jadi mungkin, untuk mengikuti pengadilan ini juga perlu pendampingan,” ucap Irma.

Anak Terpapar Kekerasan Orang Tua

Menurut Irma, hubungan pelaku dengan kakaknya jauh lebih erat dibandingkan dengan ibunya sendiri. Sehingga keberpihakan anak sangat tinggi kepada saudaranya tersebut.

“Perlu diketahui bahwa hubungan antara kakak dan adik ini jauh lebih erat dibandingkan hubungan anak dengan kedua orang tuanya,” kata Irma.

“Makanya dalam hal ini kakak menjadi role model bagi adiknya. Kakak lah yang selalu mendampingi adik dalam berbagai situasi, hingga kesedihan atau duka yang diderita kakaknya itu menjadi sesuatu yang mengganggu bagi adik tersebut,” sambung Irma.

Saat kakak pelaku ditanyai, lanjut Irma, ternyata sang kakak tidak terlalu tertekan dengan perbuatan adiknya terhadap ibu mereka.

“Saya juga menangani kakaknya. Ternyata kakak tidak sesakit hati adiknya terhadap perlakuan ibunya, karena kakak berusaha memaklumi apa yang terjadi atau yang dilakukan ibunya,” ucap Irma.

Ibu dan Ayah Sudah Pisah Kamar Selama 3 Tahun

Lebih lanjut, Irma menjelaskan bahwa kedua orang tua anak tersebut sudah pisah kamar selama tiga tahun terakhir. Hal itu diduga menjadi pemicu kekerasan yang dilakukan ibu terhadap kedua anaknya.

“Sudah cukup lama kekerasan ini terjadi, terutama setelah kedua orang tuanya pisah kamar sekitar tiga tahun lalu. Ibu semakin temperamental dan secara psikologis mungkin dapat dipahami sebagai bentuk pengalihan amarah, yang sebenarnya ditujukan kepada ayah,” jelas Irma.

Irma mengatakan pihaknya bersama Dinas PPA akan terus mendampingi kakak dan adiknya.

“Makanya kami bekerja sama dengan Dinas PPA untuk selalu mendampingi keduanya, baik adik maupun kakak,” tutup Irma.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kecelakaan Beruntun di Jepang Libatkan Lebih dari 50 Kendaraan, Kebakaran 7 Jam Tewaskan 1 Orang dan Lukai 26 Lainnya
• 15 jam laluerabaru.net
thumb
Mengenal Diet Ala India, Pola Makan Seimbang yang Bikin Berat Badan Turun Alami
• 2 jam laluviva.co.id
thumb
PropertyGuru Asia Real Estate Summit 2025 Soroti Peran Marketplace Tepercaya dalam Pembangunan Berkelanjutan Perkotaan
• 4 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
30 Contoh Ucapan Tahun Baru 2026 untuk Mantan, Kode Belum Bisa Move On
• 18 jam lalukatadata.co.id
thumb
Mendagri Tito: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatera
• 3 jam laluliputan6.com
Berhasil disimpan.