BMKG Tegaskan Indonesia Bukan Wilayah Rawan Siklon Tropis

tvrinews.com
2 jam lalu
Cover Berita

Penulis: Krisafika Taraisya Subagio

TVRINews, Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Indonesia bukan termasuk wilayah yang rawan dilanda siklon tropis. Hal ini disampaikan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam rapat koordinasi apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi basah, pada Senin, 29 Desember 2025.

Menurut Faisal, secara geografis Indonesia berada di wilayah ekuator atau khatulistiwa, sehingga tidak mendukung pembentukan dan penguatan siklon tropis. Efek Coriolis akibat rotasi bumi menyebabkan siklon cenderung melemah atau berbelok ketika mendekati wilayah ekuator.

"Selama 55 tahun terakhir, hanya tercatat lima siklon tropis yang melintasi atau berada dekat wilayah Indonesia," ujar Faisal dalam keterangannya, dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Senin, 29 Desember 2025.

Lima siklon tersebut antara lain Siklon Fay di Aceh pada 2001, Siklon Cempaka dan Dahlia pada 2017 di selatan Jawa, Siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur pada 2021, serta Siklon Senjar pada 2025.

Dari seluruh kejadian tersebut, mayoritas merupakan siklon kategori 1, kecuali Siklon Seroja yang mencapai kategori 2 dan menimbulkan dampak kerusakan signifikan.

Kemudian Faisal menjelaskan, secara global kekuatan siklon tropis dapat mencapai kategori 5. Namun, di Indonesia kekuatannya cenderung lebih lemah karena kondisi atmosfer dan letak geografis yang tidak mendukung penguatan sistem siklon.

Meski demikian, BMKG tetap mengingatkan bahwa dampak tidak langsung dari siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia tetap perlu diwaspadai. Dampak tersebut antara lain peningkatan curah hujan, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah perairan.

"Saat ini kami memantau Siklon Tropis Haile yang berada di wilayah kerja Australia. Dampaknya di Indonesia berupa hujan sedang hingga lebat serta gelombang laut hingga 2,5 meter di beberapa wilayah," jelasnya.

BMKG menegaskan bahwa penyampaian informasi cuaca dan iklim dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, bukan untuk menimbulkan kepanikan atau menghambat aktivitas, termasuk sektor pariwisata.

"Kita menyampaikan informasi terkait dengan kondisi cuaca ini, harapannya untuk memberikan kewaspadaan, informasi terkini bagaimana kondisi cuaca, dan gelombang tinggi yang ada di daerah sekitarnya," ucapnya.

Editor: Redaktur TVRINews


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Fakta Baru Kecelakaan Maut Bus Cahaya Trans di Semarang, Sopir Pakai SIM Palsu
• 3 jam laluokezone.com
thumb
Mendagri Minta Pemda Percepat Pendataan Rumah Warga Terdampak Bencana Sumatera
• 11 jam lalukumparan.com
thumb
Aprilia Tanggapi Santai Soal Niatan Jorge Martin Pindah ke Honda
• 2 jam lalumedcom.id
thumb
RI Sudah Masuk Krisis Iklim, Ternyata Ini Penyebabnya
• 7 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
BULL Buka Suara Soal Hubungan dengan Sinarmas Group
• 16 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.