Es Kiamat Bawa Pertanda Baru, Nasib Puluhan Juta Manusia Ditentukan

cnbcindonesia.com
20 jam lalu
Cover Berita
Foto: Pemandangan udara dari gunung es, hampir seukuran London Raya, yang telah pecah dari Beting Es Brunt setebal 150m digambarkan di Coats Land, Antartika, 24 Januari 2023. (EUROPEAN UNION via REUTERS/EUROPEAN UNION, COPERNICUS SENTI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Temuan terbaru di Thwaites Glacier, lempeng es di Antartika yang dikenal sebagai Doomsday Glacier atau "es tanda kiamat", membawa kabar buruk bagi puluhan juta manusia di seluruh dunia. 

Tim peneliti dari University of Manitoba menganalisis data satelit yang diambil selama periode 2002 hingga 2022. Pengamatan mereka menunjukkan bahwa retakan di Thwaites Glacier makin besar di sepanjang "zona pergeseran."

Thwaites Glacier adalah lempeng es raksasa di Antartika. Julukan "Es Kiamat" diberikan karena dampak hancurnyaThwaites Glacier bisa berdampak besar terhadap kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia.


Jika Es Kiamat runtuh, ilmuwan memperkirakan permukaan air laut global bisa naik 3,3 meter yang berarti tenggelamnya wilayah daratan yang dihuni oleh puluhan juta orang.

Pilihan Redaksi
  • Wahai Manusia, Tanda Kiamat Makin Jelas Setiap Kita Beli HP Baru
  • China Tanam Pohon Super Banyak, Satu Negara Berubah Total

"Dalam dua dekade terakhir, lempeng mengalami retakan progresif di sekitar zona pergeseran di atas pinning point [area yang menahan es runtuh], membuat strukturnya makin rentan," tulis para peneliti dalam laporan mereka seperti dikutip Futurism.

Area retak total dalam lebih dari 20 tahun terakhir membesar dari 100 mil (161 kilometer) menjadi 200 mil (322 kilometer), tetapi rata-rata panjang justru turun. Fenomena ini menunjukkan ada tekanan baru di lempeng Thwaites Glacier.

Situasi yang gawat juga tampak di bawah permukaan laut. Studi terbaru menunjukkan air laut yang menghangat membuat lempeng es seperti Thwaites Glacier, mencair. Tingkat pencairan bahkan bisa diamati hanya dalam hitungan jam dan hari.

Selain itu, es yang mencair bakal menyebabkan percampuran air dingin dengan air hangat laut yang mengandung garam. Percampuran ini akan menyebabkan turbulensi di samudra sehingga makin banyak es bakal mencair.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Pakai Teknologi AI, Bisnis Tambang Kian "Cerdas" & Berkelanjutan

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pemprov DKI Tak Sediakan Tempat Parkir di Bundaran HI saat Malam Tahun Baru 2026
• 9 jam laluliputan6.com
thumb
Rekor di Lantai Bursa, IHSG Cetak All Time High 24 Kali Sepanjang 2025
• 7 jam lalubisnis.com
thumb
Telkomsel Raih Penghargaan Internasional WCA 2025, Terbukti Perkuat Ekosistem Pariwisata Sumbar
• 7 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Dapat Julukan Anjing Penjaga, Duet Idzes-Muharemovic jadi Benteng Kokoh Milih Sassuolo
• 12 jam lalufajar.co.id
thumb
Hentikan Kasus Tambang Konawe Utara, KPK Sebut BPK Tak Bisa Hitung Kerugian Negara 
• 23 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.