Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencetak rekor all time high (ATH) Sebanyak 24 kali.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan ATH BEI tercapai pada 8 Desember 2025 pada level 8.711. Iman juga mengatakan kapitalisasi pasar BEI juga telah menembus Rp16.000 triliun.
“Setahun ini 24 kali all time high. Jadi pencapaian ini tidak saja merupakan kerja dari OJK, SRO, dan Bursa, tapi sumbangsih kita semua, termasuk stakeholder pasar modal,” ujar Iman dalam konferensi pers akhir tahun pasar modal, di Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Iman juga menjelaskan sampai akhir tahun ini, terdapat 956 total perusahaan tercatat di Bursa, dengan nilai fundraise mencapai Rp278 triliun. Bursa juga mencatat sebanyak 26 IPO tahun ini, dengan enam di antaranya merupakan lighthouse IPO, yaitu RATU, CBDK, YUPI, EMAS, CDIA, dan SUPA.
Iman juga menyampaikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Bursa mencapai Rp18 triliun, naik dari target Bursa sebesar Rp13,3 triliun. Dengan capaian ini, menurut Iman BEI telah menjadi salah satu One Billion Dollar Stock Exchange di dunia.
“[RNTH] Kita hanya sedikit di bawah Thailand. Kita sudah di atas Singapura, Vietnam, dan Malaysia,” ucap Iman.
Iman melanjutkan saat ini, yang paling penting adalah bagaimana tidak boleh ada masalah pada infrastruktur perdagangan. Menurutnya, pada akhir tahun 2026 BEI akan menggunakan sistem baru yang juga digunakan oleh Nasdaq, MME. Rencananya, sistem baru ini akan dirilis BEI pada Desember 2026.
Berdasarkan data BEI, IHSG ditutup menguat 1,25% menjadi 8.644,25 pada Senin (30/12/2025). Sejak awal tahun, IHSG sudah melesat 22,10%.
Investor asing juga terpantau kian deras masuk ke pasar saham domestik dengan catatan nilai beli bersih atau net sell kemarin mencapai Rp1,96 triliun. Dengan demikian, nilai net sell sejak awal tahun makin berkurang menjadi Rp16,40 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




