Thailand dan Kamboja berencana membangun kembali kepercayaan bersama dan secara bertahap memperkuat gencatan senjata setelah berminggu-minggu bentrokan dalam wilayah perbatasan. Kesepakatan tersebut dicapai dalam perundingan yang difasilitasi China.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyebut gencatan senjata tersebut sebagai hasil yang sulit diperoleh dan mendesak kedua negara itu agar tidak menyia-nyiakannya atau membiarkan konflik kembali pecah.
Baca Juga: Honda Jazz Dikabarkan 'Hidup Lagi', Bocoran Tampangnya Sudah Beredar di China
“Sebuah konsensus penting telah dicapai,” kata Wang Yi, dilansir Selasa (30/12).
Thailand dan Kamboja disebutnya juga akan membangun kembali kepercayaan politik, memperbaiki hubungan, dan menjaga perdamaian regional.
Adapun Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan bahwa perundingan tersebut menegaskan perlunya membangun kepercayaan dan keyakinan secara bertahap antara kedua pemerintah serta masyarakat antara Kamboja dan Thailand.
“Thailand menegaskan bahwa penyesuaian hubungan harus dilakukan secara bertahap,” kata Kementerian Luar Negeri Thailand.
Thailand juga menyebut kedua pihak akan mempertimbangkan pembebasan prajurit setelah masa observasi gencatan senjata serta meminta pemulangan warga negaranya yang berada di wilayah perbatasan dari Kamboja.
Sebelumnya, kedua negara bertetangga itu mengakhiri pertempuran sengit selama beberapa pekan yang menewaskan setidaknya ratusan orang dan memaksa lebih dari setengah juta penduduk mengungsi. Gencatan senjata tersebut merupakan yang kedua sejak akhir Oktober.
Baca Juga: China Turunkan Harga Eceran Bensin dan Solar
Upaya pemulihan hubungan ini dipandang penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menjaga stabilitas kawasan dari Asia Tenggara.



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5457617/original/025697700_1767007693-WhatsApp_Image_2025-12-29_at_16.32.32__1_.jpeg)
