Jakarta, VIVA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Prasetyo Hadi menyebut kurang lebih anggaran yang dibutuhkan dalam rangka pemulihan daerah terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) mencapai Rp60 triliun. Angka tersebut mencakup proses rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak bencana.
"Kalau berkenaan dengan angka pemerintah, secara umum kemarin sudah kita hitung, ada kurang lebih di kisaran Rp60 triliun untuk pemulihan pascabencana, baik rehab maupun rekonstruksi," kata Prasetyo Hadi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 29 Desember 2025.
- Istimewa
Kendati demikian, Prasetyo menekankan, angka tersebut masih estimasi awal berdasarkan kondisi di lapangan saat ini. Nilai tersebut kemungkinan berubah untuk menyesuaikan kondisi di lapangan.
"Sekali lagi juga itu bukan angka yang kemudian jumlahnya pasti sejumlah itu. Karena dalam perkembangannya tentu bisa jadi terdapat perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian data bergantung kondisi di lapangan," katanya.
Dalam kesempatan ini, ia juga merespons anggaran bantuan senilai Rp100 miliar yang telah disalurkan Kementerian Sosial (Kemensos), Pras menyatakan, pemerintah tidak melihat besaran angka bantuan. Pemerintah, katanya, fokus pada kebutuhan warga terdampak bencana. Apalagi, belum seluruh warga terdampak menerima bantuan pemerintah.
"Kita tidak melihat angkanya, tetapi kita melihat itemnya karena angka itu sudah pasti akan bervariatif, tergantung dari kondisi data per hari ini. Karena yang direalisasikan itu memang belum semuanya," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan berbagai capaian konkret yang telah diraih dalam satu bulan pertama penanganan bencana di tiga provinsi tersebut, salah satunya pada sektor infrastruktur jalan nasional.
"Bencana ada di tiga provinsi, terdampak 52 kabupaten. 78 jalan nasional putus. Per satu bulan, dari 78 tinggal 6 yang masih proses penyambungan. Empat titik di Aceh, dan ada di Sumbar, dan di Sumut," kata Teddy.
"Per sekarang, satu bulan, seperti yang KSAD tadi sampaikan, 12 jembatan yang sungainya lebar-lebar, 50 meter ke atas, bahkan di Bireun itu sampai 180 meter, itu tersambung," lanjutnya.
Seskab Teddy menegaskan bahwa jembatan menjadi prioritas agar jalur distribusi logistik kembali terbuka.




