Telusuri Pelaku Pembalak Liar Hutan, Pemerintah Audit 24 Perusahaan Penerima HPH-HTI

suarasurabaya.net
14 jam lalu
Cover Berita

Prasetyo Hadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) yang juga Juru Bicara Presiden RI, menyatakan pemerintah tidak tinggal diam terhadap para pembalak liar sehingga Kementerian Kehutanan mengaudit kembali izin pemanfaatan hutan seperti HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan IUPHHK-HTI (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri)yang diberikan kepada 24 perusahaan.

Prasetyo menjelaskan audit itu dilakukan untuk memastikan perusahaan-perusahaan yang diberikan izin untuk memanfaatkan hutan di Sumatera oleh negara itu tidak melanggar aturan, termasuk tidak melakukan pembalakan, yang diyakini ikut memperparah dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

“Tentu kami tidak ingin tinggal diam, makanya tadi, sudah kami sampaikan bahwa saat ini Kementerian Kehutanan sedang melakukan review, audit, di kurang lebih 24 perusahaan yang mendapatkan izin pengelolaan kawasan hutan baik HPH maupun HTI. Ini dalam rangka kita mau melakukan penertiban, mau melihat apa ada kegiatan-kegiatan yang tidak seharusnya,” kata Prasetyo melansir Antara, Selasa (30/12/2025).

Tidak hanya menyasar korporasi, pemerintah saat ini juga berupaya meningkatkan edukasi kepada masyarakat, mengingat pelaku pembalakan liar tidak hanya perusahaan tetapi juga dapat perorangan.

“Kita juga harus menangani yang bersifat perorangan. Ini kan perlu edukasi-edukasi ya, lintas sektoral juga,” ujar Pras.

Sejumlah ahli dan aktivis lingkungan menilai parahnya dampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat bukan hanya karena fenomena cuaca ekstrem, melainkan juga karena pembalakan liar yang terjadi bertahun-tahun di hutan-hutan Sumatera.

Penilaian itu muncul, salah satunya karena gelondongan kayu berukuran besar dengan potongan-potongan rapi yang ikut terbawa oleh banjir bandang dan mengepung pemukiman-pemukiman dan jalan-jalan utama.

Banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah kota dan kabupaten di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada bulan lalu (25/11) menyebabkan seribuan lebih orang meninggal dunia, ratusan orang hilang, dan puluhan ribu rumah rusak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan per 29 Desember 2025 jumlah korban jiwa mencapai 1.140 orang, sementara orang yang dilaporkan hilang sebanyak 163 orang, dan jumlah pengungsi sebanyak 399.200 orang.(ant/wld/ham)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Arus Balik Nataru Mulai Meningkat, Korlantas Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
• 15 jam lalukumparan.com
thumb
Muncul Friksi, Arab Saudi Ungkap Kekecewaan atas Langkah UEA di Hadramout Yaman
• 3 jam lalukumparan.com
thumb
Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD, Pengamat Ingatkan Putusan MK dan Perppu 2014
• 8 jam lalukompas.com
thumb
Harga Emas Pegadaian Kompak Turun Jelang Tahun Baru, UBS Anjlok Rp11.000 per Gram
• 14 jam lalutvonenews.com
thumb
Pengen dapat gaji gede, wanita ini pilih resign dari BUMN, kini bangga jadi TKI di Jepang
• 7 jam lalubrilio.net
Berhasil disimpan.