Hati-Hati, Ini 3 Tanda Hubungan Anda dengan Pasangan Sedang Sekarat

tabloidbintang.com
13 jam lalu
Cover Berita

TABLOIDBINTANG.COM - Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology mengungkap bahwa sebuah hubungan tidak berakhir secara tiba-tiba. Sebaliknya, kepuasan dalam hubungan cenderung mengalami fase yang disebut terminal decline—penurunan perlahan yang terjadi secara halus, namun konsisten dari waktu ke waktu.

Meski temuan ini sejatinya telah lama diamati pada banyak pasangan, tak sedikit orang yang mengabaikan insting mereka sendiri. Perasaan tidak nyaman kerap disamarkan dengan anggapan seperti “mungkin aku terlalu banyak berpikir” atau “aku hanya lelah.” Padahal, sikap tersebut justru berpotensi memperburuk hubungan. Rasa kesal dapat berkembang menjadi kebencian, baik terhadap pasangan maupun diri sendiri. Akumulasi emosi negatif ini tidak hanya merusak hubungan, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan. Karena itu, memahami sinyal batin sejak dini dinilai lebih bijak ketimbang menyesali perpisahan yang sebenarnya sudah terasa akan datang.

Psikolog Mark Travers, dalam tulisannya untuk Forbes, menyoroti tiga tanda halus yang dapat mengindikasikan bahwa sebuah hubungan—baik dari sisi diri sendiri maupun pasangan—sedang menuju akhir.

Merasa Lega Saat Membayangkan Hidup Tanpa Pasangan
Rasa frustrasi sesekali merupakan hal yang wajar dalam hubungan. Namun, rasa lega memiliki makna yang berbeda. Membayangkan hidup bersama pasangan seharusnya menghadirkan ketenangan dan rasa aman. Jika yang muncul justru kelegaan saat membayangkan hidup tanpa mereka, hal itu dapat menjadi tanda keterputusan emosional. Perasaan lega tersebut perlahan berubah menjadi sumber stres, bukan lagi dukungan, sehingga pikiran dipenuhi oleh overthinking alih-alih mengakui akar masalah dan langkah yang perlu diambil.

Merasa Lelah Terus-Menerus Tanpa Alasan Jelas
Kelelahan kronis atau keletihan emosional juga menjadi salah satu indikator penting bahwa sebuah hubungan lebih banyak membawa dampak negatif. Ketika hubungan menuntut pengelolaan emosi secara terus-menerus—seperti memantau suasana hati pasangan, menghindari percakapan atau konflik, serta menekan kebutuhan pribadi—energi mental akan terkuras. Kondisi ini kerap muncul dalam bentuk mudah tersinggung, pikiran terasa kabur, hingga menurunnya motivasi.

Terus Bertanya Apakah Harus Pergi
Hubungan memang kompleks, namun menjadi semakin rumit ketika seseorang mulai meragukan hubungannya sendiri. Jika pikiran untuk meninggalkan pasangan terus muncul, hal itu menandakan kebutuhan emosional tidak lagi terpenuhi. Fokus pun bergeser dari upaya memperbaiki hubungan menuju keinginan untuk melarikan diri dan melindungi diri sendiri. Perdebatan batin ini bahkan kerap muncul di tengah momen-momen yang tampak “baik-baik saja”, menandakan bahwa hubungan tersebut sudah tidak lagi memberikan kepuasan emosional.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pelunasan Bipih Tahap II Segera Dibuka, Banten Siapkan Jemaah Cadangan Haji 2026
• 8 jam laludisway.id
thumb
Ketika Alam Mengingatkan Kita
• 15 jam lalukumparan.com
thumb
Honor bikin HP gaming spek Snapdragon 8 Elite Gen 5 berbaterai jumbo 10.000 mAh? Ini bocorannya
• 11 jam lalubrilio.net
thumb
Ketua RT 02 RW 010 Pai Komitmen Genjot Kebersihan dan Keamanan Lingkungan
• 4 jam laluharianfajar
thumb
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Aktivitas Ekonomi Bireuen Mulai Bangkit
• 10 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.