Jalan Bekas Galian di Duren Sawit Tak Kunjung Pulih, Warga Menanti Perbaikan

kumparan.com
10 jam lalu
Cover Berita

Di Jalan Kelurahan Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur, aspal tak lagi sepenuhnya mulus. Di sepanjang sisi jalan hingga mengarah ke Kelurahan Duren Sawit dan Banjir Kanal Timur (BKT), bekas galian menyisakan lubang dan permukaan jalan yang turun tidak merata.

Jalan ini memang bukan jalur utama berskala besar, tetapi menjadi alur kendaraan yang nyaris tak pernah sepi, dari sepeda motor hingga mobil boks besar.

Pantauan kumparan di lokasi menunjukkan setidaknya ada sekitar lima titik jalan rusak akibat bekas galian. Dua di antaranya terlihat cukup dalam dan mencolok. Kondisi ini membuat pengendara harus hati-hati, terutama saat hujan atau malam hari.

Siti (38), warga sekitar, menyebut kondisi jalan rusak ini sudah berlangsung lama. Ia mengingat bekas galian tersebut tak pernah benar-benar dipulihkan hingga tuntas.

“Wah, itu udah lama. Berapa tahun ya tapi saya lupa. jalannya dari dulu bekas galian tapi nggak pernah benar-benar dibenerin,” kata Siti saat ditemui kumparan di lokasi, Selasa (30/12).

Menurut Siti, jalan ini memang jarang tergenang banjir. Namun, hujan justru menghadirkan risiko lain yang tak kalah berbahaya.

“Kalo hujan ya di sini sih sebenernya nggak banjiran. Cuma ya lubangnya kadang ketutup air, jadi kelihatan kayak rata padahal dalam. Licin juga, motor sering goyang,” ungkapnya.

Ia mengaku pernah melihat langsung kecelakaan ringan akibat kondisi tersebut.

“Pernah. Nggak sering banget sih, tapi ada satu-dua kali saya lihat motor jatuh. Biasanya pas rame atau pas hujan,” tutur Siti.

Pengendara sepeda motor, menurutnya, menjadi pihak yang paling rentan terdampak.

“Paling motor sih. Soalnya kalau mobil masih bisa pelan, tapi motor kan rawan, apalagi kalo jalannya lagi sempit dan ramai,” jelas Siti.

Kondisi makin berisiko saat malam hari karena minimnya visibilitas.

“Nah kalo malam tuh kurang aman. Jadi lubangnya nggak kelihatan. Yang di sebelah sana itu lubangnya lumayan gede, kalo nggak hafal jalan bisa kaget,” kata Siti.

Harapan Siti sederhana, jalan kembali aman dilalui.

“Ya penginnya dibenerin lagi aja. Minimal dirapiin bekas galiannya, biar orang lewat juga lebih aman,” ujarnya.

Bekas Galian yang Amblas Lagi

Hal serupa disampaikan Sutardjo (76), warga yang telah menetap di kawasan tersebut sejak 2006. Ia menyebut kerusakan jalan berasal dari proyek galian pipa.

Menurut Sutardjo, proyek tersebut sudah cukup lama selesai, namun hasil perbaikannya tak bertahan lama. Ia menjelaskan bahwa jalan sempat dirapikan, tetapi kembali turun seiring waktu.

“Sudah lama, galian. Saluran itu, pipa. Iya, tadinya dipelur, tapi amblas lagi. Jadi kurang penuh apa gimana. Proyeknya sih nggak lama,” kata Sutardjo.

Sebagai warga, ia berharap jalan tersebut bisa kembali diperbaiki.

“Diperbaiki, mau, mau, ada harapan. Mudah-mudahan jadi orang jalan kaki nggak jatuh, terpeleset,” katanya.

Wahidin (56), pedagang bubur kacang hijau di sekitar lokasi, menilai kerusakan jalan juga dipengaruhi kualitas pengerjaan pasca-galian yang kurang maksimal.

Menurutnya, jalan memang sempat diperbaiki, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

“Galiannya itu setelah Corona. 2023 kalau nggak salah, atau 2022,” kata Wahidin.

“Dibenerin, cuma kan namanya orang galian begitu mungkin asal-asalan kali ya. Nggak begitu memuaskan lah,” lanjut dia.

Ia menduga cara pemadatan tanah menjadi penyebab utama jalan kembali amblas, terlebih karena sering dilalui kendaraan berat.

“Cara pemadatannya itu ya mungkin nggak begitu standar stabil gitulah. Asal yang penting rapi. Dulunya mah rapi, karena mungkin tanah nggak begitu padat, kena kendaraan mobil berat, akhirnya kan amblas, akhirnya kan retak lagi kayak gitu,” jelasnya.

Wahidin menyebut retakan dan amblas tersebut sudah dibiarkan cukup lama.

“Sudah lama. Retak kayak gini dibiarin saja,” katanya.

Meski belum mendengar laporan kecelakaan serius, ia mengakui lubang tersebut berpotensi membahayakan, terutama pada malam hari.

“Kalau masalah itu ya saya nggak tahu namanya musibah ya. Saya belum dengar sih, paling musibah kalau mobil mau masuk (bannya agak terperosok). Kalau itu (jatuh) kayaknya nggak ada, nggak tahu kalau malam,” ungkap Wahidin.

Di tengah lalu lalang kendaraan dan aktivitas warga, jalan rusak di Jalan Kelurahan Raya Duren Sawit itu masih menanti perhatian. Bagi warga, perbaikan bukan sekadar soal tampilan jalan, tetapi soal rasa aman dalam aktivitas sehari-hari.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bocoran Spesifikasi Oppo Find N6 Ungkap Layar Lipat 2K, Kamera 200MP, dan Snapdragon 8 Elite Gen 5
• 6 jam lalupantau.com
thumb
Sayap Pesawat Tersangkut di Atap Rumah Warga, Pemilik Minta Dievakuasi: Biar Enggak Bocor Lagi
• 6 jam lalukompas.tv
thumb
Besok Naik MRT, LRT, dan TransJakarta Gratis Seharian, Cek Jam Operasionalnya
• 2 jam lalumetrotvnews.com
thumb
DPR Desak Investigasi Detail Terkait Kecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo
• 4 jam lalumerahputih.com
thumb
Indonesia in a USD 124 Trillion World: Why Middle Powers Will Shape the Next Global Order
• 1 jam laluwartaekonomi.co.id
Berhasil disimpan.