Belakangan ini, seiring dengan lonjakan tajam harga logam mulia secara keseluruhan, harga perak spot juga meroket secara gila-gilaan. Dalam sehari perdagangan terakhir, harga perak sempat mendekati level 80 dolar AS (Rp 1.33 juta) per ons. Di pasar investasi, sentimen optimistis dari investor ritel dan sebagian institusi meningkat tajam. Namun, sejumlah bank investasi besar, perusahaan sekuritas, serta analis teknikal memperingatkan bahwa harga perak berisiko mengalami lonjakan lalu koreksi tajam, bahkan pada tahun depan mungkin terjadi apa yang disebut sebagai “penarikan besar abad ini.”
EtIndonesia. Pada 26 Desember 2025, harga perak spot internasional melonjak ke atas 79 dolar AS per ons, hanya selangkah lagi menembus level psikologis 80 dolar.
Sepanjang tahun ini, kenaikan kumulatifnya telah mencapai 170%. Perkiraan pasar terhadap arah pergerakan harga perak selanjutnya menunjukkan perpecahan yang jelas—sebagian pakar industri dan banyak trader ritel sangat optimistis, meyakini bahwa pada 2026 perak berpeluang melanjutkan penguatan, bahkan berpotensi menembus 100 dolar AS per ons atau lebih. Pada saat yang sama, sejumlah bank besar dan lembaga keuangan mulai bersikap lebih hati-hati.
Media keuangan FX168 pada 27 Desember menerbitkan artikel yang merangkum perubahan tren harga perak sepanjang tahun ini pada berbagai tahap.
Menurut laporan tersebut, saat memasuki awal 2025, harga perak spot bergerak relatif datar, diperdagangkan di sekitar level dukungan 29,50 dolar AS per ons.
Pada Januari dan Februari, harga perak mulai pulih dan menembus 31,50 dolar AS per ons. Memasuki Maret, perak spot menunjukkan tren naik yang lambat namun stabil. Hingga Mei, harga perak spot masih berkisar di area 32–33 dolar AS.
Pada Juni, harga perak spot mengalami terobosan yang nyata, naik ke 34,76 dolar AS per ons. Pada September meningkat ke sekitar 41 dolar AS. Setelah itu, perak terus naik secara stabil dan pada 15 Oktober menembus 54 dolar AS per ons, mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Pada awal November, harga perak sempat terkoreksi singkat sebelum kembali menguat. Pada 1 Desember, perak kembali naik ke 58,50 dolar AS, lalu melesat tajam; pada 8 Desember menembus level 60 dolar AS, dan dalam waktu dua minggu menembus 70 dolar AS. Hingga 26 Desember, harga melonjak ke atas 79 dolar AS per ons.
Menatap 2026, mayoritas investor ritel bersikap optimistis dan menilai perak masih memiliki potensi untuk terus menguat. Namun, sikap lembaga keuangan profesional menunjukkan perbedaan yang signifikan: sebagian institusi industri bertaruh harga perak bisa mencapai 100 dolar AS atau lebih tinggi; sementara sejumlah bank investasi besar dan analis teknikal memperingatkan kemungkinan puncak harga diikuti penurunan, serta periode konsolidasi dan koreksi yang relatif panjang.
Bank investasi dan penyedia jasa keuangan asal Kanada, TD Securities, dalam laporannya memperkirakan bahwa harga perak pada 2026 kemungkinan akan mengalami penurunan dan “koreksi moderat” ke kisaran pertengahan 40 dolar AS per ons.
TD menjelaskan bahwa London Bullion Market Association (LBMA) telah mengalami pengisian ulang persediaan yang dapat diperdagangkan secara historis, dengan perkiraan lebih dari 212 juta ons perak kembali tersedia. Dalam kondisi persediaan yang kembali melimpah, momentum kenaikan harga perak dinilai melemah.
Sementara itu, BMO Capital Markets (pasar modal Bank of Montreal) menilai bahwa logam mulia secara keseluruhan pada 2026 masih berpotensi relatif kuat, tetapi perak dan platina menunjukkan tanda-tanda “overbought”. Seiring menyempitnya kesenjangan pasokan dan permintaan, kepercayaan untuk mempertahankan harga perak di level tertinggi historis diperkirakan akan menurun. BMO memperkirakan harga rata-rata tahunan perak pada 2026 sekitar 56,3 dolar AS per ons.
Analis Elliott Wave, pendiri ElliottWaveTrader Avi Gilburt, juga berpendapat bahwa reli emas dan perak sedang memasuki tahap akhir siklus. Meskipun dalam jangka pendek perak masih berpeluang naik selama level dukungan kunci tidak ditembus, secara teknikal para investor sebaiknya bersiap menghadapi kemungkinan koreksi berskala multi-tahun pada 2026.
He Yating / Lin Qing



