Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (30/12/2025). Meskipun begitu, sejumlah saham seperti BBNI, INCO, hingga AMRT masih mampu bertenaga di hari terakhir perdagangan Bursa.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama BEI dengan Harian Bisnis Indonesia ditutup melemah 0,39% ke level 553,22. Sepanjang hari, indeks diperdagangkan di level 550,08–556,38. Dari 27 konstituen, sebanyak 9 saham menguat, 14 saham melemah, dan 4 saham stagnan.
Penguatan harga saham dipimpin oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang naik 2,58%, diikuti saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang naik 1,97%, dan saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) yang naik 1,80%.
Penguatan juga dialami oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang naik 1,02%, saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) naik 0,95%, saham Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) naik 0,90%, dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang naik 0,37%.
Dua saham perbankan seperti BBCA dan BMRI juga naik masing-masing 0,62% dan 0,49%.
Sebaliknya, saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) memimpin koreksi dengan melemah 6,94%, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) terkoreksi 4,55%, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terkoreksi 3,17%, dan saham PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) terkoreksi 2,50%.
Adapun, IHSG pada keseluruhan 2025 berkinerja kinclong, menguat 22,13% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). IHSG pada tahun ini pun mencatatkan ragam rekor baru.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan catatan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah (all time high/ATH) BEI tercapai pada 8 Desember 2025 di level 8.711. Iman juga mengatakan kapitalisasi pasar BEI juga telah menembus Rp16.000 triliun.
“Setahun ini 24 kali all time high. Jadi pencapaian ini tidak saja merupakan kerja dari OJK, SRO, dan Bursa, tapi sumbangsih kita semua, termasuk stakeholder pasar modal,” ujar Iman dalam konferensi pers akhir tahun pasar modal, di Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Namun, IHSG gagal menyentuh level 9.000 yang digadang-gadang akan tercapai. Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa optimistis IHSG dapat menembus level 9.000 hingga akhir kuartal IV/2025.
Dia mengatakan fundamental IHSG masih kuat untuk saat ini. Indeks komposit juga masih bertengger di rata-rata harga psikologis 8.000.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



