Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menargetkan pembangunan sejumlah water treatment plant (WTP) di wilayah terdampak banjir Aceh dapat rampung dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan.
Pembangunan WTP ini dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih di Aceh. Sebab banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Aceh menyebabkan pendangkalan dan pelebaran sungai secara masif, sehingga berdampak langsung pada operasional WTP di berbagai kabupaten.
“Harapan kami dalam tempo 3 sampai 4 bulan ke depan, beberapa Water Treatment Plant yang berkapasitas sekitar 50 liter per detik bisa segera terbangun di beberapa titik,” tutur Dody dalam Rapat Koordinasi Pemulihan Bencana Sumatera, dikutip dari Laman YouTube TV Parlemen, Selasa (30/12).
Menurut dia, pendangkalan dan pelebaran sungai membuat banyak WTP yang berada di tepi sungai tertutup lumpur, sehingga tidak bisa beroperasi. Sejumlah WTP terdampak tersebut salah satunya di Pidie Jaya.
Selain membangun WTP, Kementerian PU juga melakukan pembersihan sedimen dan kayu di sejumlah bendungan, seperti Bendungan Jambu Aye dan Bendungan Keureuto, agar aliran sungai kembali lancar dan WTP di sekitarnya bisa segera diaktifkan kembali.
Di sisi jangka panjang, Dody menekankan pentingnya pembenahan wilayah hulu, termasuk reboisasi, agar upaya di hilir tidak kembali sia-sia. Dody menyoroti, pemulihan infrastruktur air bersih di hilir harus dibarengi dengan pembenahan wilayah hulu.
Pemerintah juga tengah mengkaji usulan pembangunan bendungan di Pidie Jaya dan juga Sabo Dam di Gayo Lues sebagai bagian dari mitigasi bencana ke depan.
“Nanti kita juga akan melihat apakah memang diperlukan misalnya Sabo Dam atau bendungan di daerah Gayo Lues, sehingga kemudian kita bisa menghindari bencana serupa di waktu yang akan datang,” katanya.




