Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri terus memperkuat kesiapan operasional jajarannya melalui optimalisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Korps Samapta Bhayangkara (Korsabhara).
Penguatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pencegahan kejahatan sekaligus pengamanan objek vital nasional.
Hal itu disampaikan Asisten Utama Operasi (Astamaops) Polri Komjen Pol Fadil Imran saat paparan rilis akhir tahun Polri 2025 di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/12).
“Inti dari keamanan adalah pencegahan,” kata Fadil.
Fadil menjelaskan, penguatan Baharkam dilakukan melalui sebaran perlengkapan taktis, ribuan kendaraan bermotor, hingga pemanfaatan Unit Satwa guna mendukung tugas preventif dan pengamanan objek vital nasional.
“Baharkam Polri terus memperkuat kesiapan operasional melalui optimalisasi Alutsista Korsabhara. Penguatan ini didukung sebaran perlengkapan taktis, ribuan kendaraan bermotor, hingga Unit Satwa guna menjamin efektivitas preventif dan pengamanan Objek Vital Nasional. Polri telah memodernisasi peralatan Dalmas, Rantis, dan ribuan sensor canggih demi pengamanan Objek Vital,” ujarnya.
Selain itu, Polri juga mengoptimalkan peran Unit K9 dan Kuda untuk memperkuat kemampuan deteksi narkotika serta operasi pencarian dan pertolongan (SAR). Penguatan ini ditopang oleh dukungan armada udara dan laut yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
“Optimalisasi Unit K9 dan Kuda memperkuat deteksi narkotika serta SAR. Dengan dukungan 59 armada udara dan 66 kapal patroli, kami menjamin mobilitas tinggi serta kesiapsiagaan personel di seluruh wilayah Indonesia,” kata Fadil.
Dalam kesempatan itu, Fadil juga memaparkan penerapan strategi Hit and Fix Policing sebagai pendekatan baru Polri dalam menjaga keamanan. Strategi ini tidak hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga pada pencegahan jangka panjang.
“Kami memperkenalkan strategi Hit and Fix Policing. Kami tidak hanya mengintervensi kejahatan saat terjadi, tapi juga melakukan tindakan jangka panjang untuk mencegah kejahatan tersebut terulang kembali,” ucapnya.
Menurut Fadil, strategi tersebut diperkuat dengan penggunaan indeks keamanan desa atau kelurahan sebagai alat ukur kondisi Kamtibmas di tingkat akar rumput.
“Melalui indeks keamanan desa atau kelurahan, kami kini memiliki alat ukur yang akurat untuk memastikan setiap desa dan kelurahan di Indonesia dalam keadaan aman dan tentram,” tutup Fadil.




