Bisnis.com, JAKARTA — Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) memperkuat penetrasinya di pasar mortar melalui pembentukan usaha patungan atau joint venture bersama PT Cipta Mortar Utama (CMU).
CMU merupakan bagian dari raksasa material bangunan global, Saint-Gobain Group. Adapun, kerja sama ini dilakukan melalui anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh Indocement, yakni PT Pionirbeton Industri (PBI).
Dalam kesepakatan ini, PBI melepas 60% saham lini bisnis mortar kepada CMU untuk membentuk joint venture (JV) bernama PT Mortar Prakarsa Utama.
Saat ini, PT Mortar Prakarsa Utama (MPU) mengoperasikan tiga fasilitas produksi yang berlokasi di Citeureup, Jawa Barat, dan Lampung. Perusahaan patungan ini akan mengelola portofolio produk unggulan, seperti Mortar Skimcoat Putih TR-30 serta varian mortar abu-abu TR-10, TR-15, dan TR-20.
Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya, menyatakan kolaborasi ini dirancang untuk menciptakan sinergi operasional yang kuat, mulai dari efisiensi produksi hingga perluasan jangkauan distribusi secara geografis.
“Dengan menggabungkan keunggulan efisiensi produksi serta merek Mortar TR kami yang kuat dengan keunggulan distribusi dan pemasaran CMU, kami siap memberikan solusi lebih lengkap bagi pelanggan,” ujarnya, Selasa (30/12/2025).
Bagi Indocement, aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari visi jangka panjang perseroan bertajuk "Material to Build Our Future". INTP pun optimistis pasar konstruksi residensial dan bangunan gedung di Indonesia akan terus bertumbuh, sehingga penguatan lini bisnis mortar menjadi krusial.
Senada, Direktur Utama CMU (Saint-Gobain Indonesia), Ivana Ijaya, menegaskan kemitraan ini merupakan tonggak penting bagi Saint-Gobain untuk memperkokoh posisi di pasar bahan kimia konstruksi di Indonesia.
“Kemitraan ini menandai langkah strategis bagi Saint-Gobain untuk memperkuat posisinya di pasar Indonesia,” ungkap Ivana.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



