Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas petinggi Federal Reserve (The Fed) melihat ruang pemangkasan suku bunga lebih lanjut sebagai kebijakan yang tepat selama inflasi terus menunjukkan penurunan. Meski demikian, para pejabat The Fed memiliki perbedaan pendapat mengenai kapan dan seberapa jauh pemangkasan suku bunga harus dilakukan.
Dilansir Bloomberg, Rabu (31/12/2025), dalam risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 9-10 Desember 2025, yang dirilis pada Selasa (30/12/2025) di Washington, menunjukkan kesulitan yang dihadapi para pembuat kebijakan dalam keputusan terbaru, yang sedikit memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga ketika mereka bertemu lagi pada bulan Januari.
“Beberapa dari mereka yang mendukung penurunan suku bunga kebijakan pada pertemuan ini mengindikasikan bahwa keputusan tersebut sangat sulit atau bahwa mereka mungkin mendukung untuk mempertahankan kisaran target yang tidak berubah,” demikian bunyi risalah The Fed.
Setelah rilis risalah tersebut, kemungkinan penurunan suku bunga pada Januari 2026 berdasarkan kontrak berjangka dana federal sedikit menurun menjadi sekitar 15%.
Menurut Stephen Stanley, Kepala Ekonom AS di Santander US Capital Markets, pemungutan suara yang mendukung penurunan suku bunga dari komite yang terpecah belah menunjukkan pengaruh berkelanjutan Ketua Jerome Powell.
“Komite bisa saja mengambil keputusan lain, dan fakta bahwa FOMC melonggarkan kebijakan adalah bukti jelas bahwa Ketua Powell mendorong penurunan suku bunga,” kata Stanley dalam catatan kepada kliennya.
Baca Juga
- Kapan Bos Baru The Fed Pengganti Jerome Powell Diumumkan? Begini Kata Trump
- Menkeu AS: Target Inflasi The Fed 2% Perlu Dikaji Ulang
- Harga Emas Cetak Rekor All-Time High, Kondisi Geopolitik dan The Fed jadi Katalis
Para pejabat The Fed pada awal bulan ini memberikan suara 9-3 untuk menurunkan suku bunga acuan mereka sebesar seperempat poin persentase untuk ketiga kalinya berturut-turut, menjadi kisaran 3,5% hingga 3,75%.
Gubernur Stephen Miran menentang tindakan tersebut dan mendukung penurunan setengah poin, sementara Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee dan Jeff Schmid dari Kansas City menentang dan mendukung suku bunga tetap.
Proyeksi suku bunga untuk 2025 menunjukkan perpecahan yang lebih dalam di antara kelompok besar yang terdiri dari 19 pembuat kebijakan.
Enam pejabat mengisyaratkan penentangan mereka terhadap penurunan suku bunga dengan merekomendasikan suku bunga acuan tetap berada di kisaran 3,75% hingga 4% pada akhir tahun ini, seperti sebelum pertemuan Desember lalu.
Sejalan dengan proyeksi tersebut, risalah rapat menunjukkan bahwa beberapa pejabat percaya bahwa kemungkinan besar untuk mempertahankan kisaran target tidak berubah untuk beberapa waktu setelah penurunan kisaran pada pertemuan ini.
Perpecahan MendalamRisalah rapat juga menunjukkan perbedaan yang cukup besar di antara para pembuat kebijakan mengenai apakah inflasi atau pengangguran merupakan ancaman yang lebih besar bagi perekonomian AS.
“Sebagian besar peserta mencatat bahwa langkah menuju sikap kebijakan yang lebih netral akan membantu mencegah kemungkinan memburuknya kondisi pasar tenaga kerja secara signifikan,” catat risalah tersebut.
Pada saat yang sama, beberapa peserta menunjukkan risiko inflasi yang lebih tinggi menjadi semakin mengakar dan menyarankan bahwa penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut dalam konteks angka inflasi yang tinggi dapat disalahartikan sebagai berkurangnya komitmen pembuat kebijakan terhadap target inflasi 2%.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, Powell mengisyaratkan bahwa The Fed telah menurunkan suku bunga secukupnya untuk mencegah memburuknya pasar tenaga kerja secara lebih serius, sekaligus mempertahankan suku bunga yang cukup tinggi untuk terus menekan inflasi.
Para pejabat kekurangan data ekonomi dalam jumlah yang biasanya tersedia karena penutupan pemerintahan yang berlangsung sepanjang Oktober dan hampir setengah dari November. Namun, para pembuat kebijakan mencatat bahwa data baru dapat membantu mereka dalam beberapa minggu mendatang.
“Beberapa peserta yang mendukung atau mungkin mendukung mempertahankan kisaran target tidak berubah menyatakan bahwa kedatangan sejumlah besar data pasar tenaga kerja dan inflasi selama periode antar pertemuan mendatang akan membantu dalam membuat penilaian apakah penurunan suku bunga dibenarkan,” demikian bunyi catatan rapat tersebut.
Sejak pertemuan tersebut, data baru hanya sedikit membantu menyelesaikan perbedaan pendapat di The Fed. Pada bulan November, pengangguran naik menjadi 4,6%, level tertinggi sejak 2021, dan harga konsumen meningkat kurang dari yang diperkirakan. Kedua rilis tersebut memperkuat argumen bagi mereka yang mendukung penurunan suku bunga.
Namun, ekonomi tumbuh pada kuartal ketiga dengan laju tahunan 4,3%, laju tercepat dalam dua tahun, kemungkinan memicu kekhawatiran tentang inflasi bagi mereka yang menentang pemotongan suku bunga pada bulan Desember.


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F08%2F31%2F38b460820c02db39be60cfc5216a3097-20250830ron42.jpg)


