Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyiapkan tiga skenario pembelajaran khusus bagi satuan pendidikan di wilayah terdampak bencana Sumatra yang mulai diterapkan pada semester genap tahun 2026.
Skenario pertama yaitu fase awal atau masa tanggap darurat selama 0 hingga 3 bulan, pemerintah akan menerapkan penyesuaian kurikulum dengan fokus pada kompetensi esensial.
Advertisement
“Kompetensi esensial seperti literasi dasar, numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, dan informasi mitigasi bencana,” kata Abdul di Jakarta, Selasa 30 Desember 2025.
Selain penyederhanaan kurikulum, Kemendikdasmen juga menyiapkan bahan belajar darurat dan metode pembelajaran yang bersifat sangat fleksibel. Selain itu, dalam fase ini, asesmen pembelajaran juga disederhanakan.
“Tidak ada asesmen formatif atau sumatif yang kompleks, fokus pada kehadiran, keamanan dan kenyamanan murid,” tutur Abdul.
Memasuki fase 3 hingga 12 bulan, pemerintah mempersiapkan skenario pembelajaran transisi karena sejumlah sekolah membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali. Pada fase ini, program pemulihan pembelajaran diterapkan dengan pendekatan fleksibel dan diferensiasi sesuai kondisi siswa.
“Jadwal disesuaikan dengan kondisi siswa yang mungkin masih mengungsi, penerapan blended atau hybrid learning jika memungkinkan, dan pengelompokan berdasarkan tingkat capaian murid,” ungkap dia.
“Sistem asesmen dalam masa transisi, asesmen berbasis portofolio atau unjuk kerja sederhana, remedial berkelanjutan untuk murid berdampak berat, penilaian perkembangan sosio-emosional murid,” ujarnya.


