REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Maraknya penipuan keuangan digital (scam) dinilai menjadi ancaman serius bagi ketahanan ekonomi keluarga Muslim menjelang 2026. Risiko tersebut meningkat seiring meluasnya layanan keuangan digital dan tumbuhnya minat masyarakat terhadap produk keuangan syariah. Pimpinan Sakinah Finance sekaligus Guru Besar Akuntansi Syariah Universitas Islam Tazkia Murniati Mukhlisin menegaskan pertumbuhan ekonomi syariah harus dibarengi dengan kesiapan kebijakan literasi dan inklusi keuangan.
Ia menilai literasi menjadi fondasi utama keberlanjutan ekonomi syariah di tingkat keluarga. “Pentingnya kesiapan kebijakan literasi dan inklusi sebagai fondasi keberlanjutan untuk meningkatkan kesehatan keuangan (financial health) masyarakat sesuai prinsip syariah,” kata Murniati dalam keterangan kepada Republika, Selasa (30/12/2025).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Pasar Fintech Syariah Rp 130 Triliun, Penyelenggara Berizin Masih Minim
- Aset Bank Syariah Tembus Rp 1.000 Triliun, Pangsa Pasar Masih Terbatas
- Likuiditas dan Kualitas Emiten Jadi Tantangan Pasar Modal Syariah
Dari Singapura, pendidik dan konselor keuangan keluarga Bibi Jan Mohd Ayub mengingatkan risiko kejahatan finansial meningkat seiring digitalisasi layanan keuangan. Menurut dia, masyarakat perlu lebih waspada terhadap praktik penipuan berbasis teknologi.
“Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, proteksi data, dan literasi digital,” ujarnya.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Pandangan serupa disampaikan praktisi pendidikan finansial dari Amerika Serikat Laili Hudaifah. Ia menilai akses terhadap instrumen keuangan syariah mulai terbuka, namun kesiapan individu tetap menjadi kunci.
“Perubahan harus dimulai dari individu yang berani belajar dan berkomitmen menjalankan prinsip syariah,” kata Laili.
Sementara itu, Pendiri Sakinah Finance sekaligus Head of BSI Institute Luqyan Tamanni mencatat pergeseran perilaku konsumsi kelas menengah yang semakin berhati-hati. Menurut dia, rasionalisasi belanja menjadi sinyal adaptasi, tetapi tetap membutuhkan pendampingan perencanaan keuangan jangka panjang.
Ia menegaskan tanpa penguatan literasi dan regulasi digital yang memadai, keluarga berpotensi menjadi titik lemah dalam ekosistem keuangan syariah nasional.

