Kinerja positif ini menjadi penanda ketahanan pasar modal Indonesia di tengah dinamika ekonomi domestik dan global sepanjang tahun.
Pada penutupan perdagangan, IHSG tercatat menguat 2,68 poin atau 0,03 persen ke level 8.646,94. Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 justru melemah 5,47 poin atau 0,64 persen ke posisi 846,57. Kinerja IHSG sepanjang 2025 solid Secara tahunan, pergerakan IHSG menunjukkan performa yang impresif. Hingga Senin, 29 Desember 2025, IHSG tercatat menguat 22,10 persen secara year-to-date (ytd) dan berada di level 8.644,26.
Penguatan indeks ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang 2025, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp18,06 triliun, lebih tinggi dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
Dari sisi volume, transaksi harian tercatat sebesar 30,27 miliar lembar saham, dengan frekuensi transaksi mencapai 1,78 juta kali per hari.
Baca juga: 24 Desember Apakah Bursa Libur? Ini Jadwal Libur BEI Saat Natal dan Tahun Baru Pasar modal cetak rekor baru Aktivitas perdagangan sepanjang 2025 juga diwarnai dengan sejumlah pencapaian baru. BEI mencatat IHSG mencapai 24 kali all-time high, disertai dengan rekor kapitalisasi pasar tertinggi yang menembus Rp16 ribu triliun.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menilai kinerja ini mencerminkan ketahanan pasar modal nasional.
“Tahun 2025 menjadi tahun pembuktian ketahanan dan kesiapan pasar modal Indonesia, meskipun di tengah tekanan domestik dan global yang tinggi, pasar mampu menjaga stabilitas, bangkit kembali, dan menorehkan capaian kinerja yang solid," kata Iman Penutupan Perdagangan BEI, Selasa, 30 Desember 3025. Jumlah investor terus bertambah Dari sisi investor, pertumbuhan pasar modal Indonesia juga semakin kuat. Total investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat 36,67 persen dibandingkan 2024 menjadi 20,3 juta investor.
Khusus investor saham dan surat berharga lainnya, jumlahnya bertambah lebih dari 2,2 juta menjadi 8,59 juta investor saham. Rata-rata investor aktif bertransaksi per 29 Desember 2025 mencapai lebih dari 901 ribu investor per bulan.
Berdasarkan tipe investor, transaksi investor ritel masih mendominasi dengan porsi 49,9 persen. Sementara itu, investor institusi asing mencatatkan porsi transaksi lebih dari 36,3 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian hingga November 2025. Aktivitas IPO dan penawaran efek Dari sisi penawaran efek, BEI mencatat 26 saham baru sepanjang 2025 dengan total dana IPO saham mencapai Rp18,1 triliun. Dari jumlah tersebut, enam di antaranya merupakan Lighthouse Initial Public Offering (IPO).
Dengan tambahan tersebut, total perusahaan tercatat saham di BEI kini mencapai 956 perusahaan. Selain saham, pencatatan efek baru lainnya meliputi 181 emisi obligasi dan sukuk, 3 Exchange-Traded Fund (ETF), 1 Efek Beragun Aset (EBA), serta 647 waran terstruktur sepanjang 2025.
Meski jumlah pencatatan saham menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dari sisi penghimpunan dana justru mengalami kenaikan 26,6 persen. Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends Q3 2025, BEI menempati peringkat ke-11 dunia dari sisi jumlah IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)





