ANGGOTA Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Irmawan merespons dugaan sabotase pada jembatan Bailey di Aceh yang disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak. KSAD menyebut prajurit menemukan sejumlah baut jembatan darurat tersebut sengaja dilepas oleh orang tak dikenal pada Minggu (28/12). Sebelumnya Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem juga angkat bicara soal masalah itu.
Irmawan meminta semua pihak fokus penanganan korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ia mengimbau agar energi publik tidak terkuras oleh polemik atau provokasi yang dapat mengganggu ketertiban pascabencana.
“Kami prihatin jika dugaan sabotase jembatan Bailey ini benar terjadi. Namun, kami berharap isu ini tidak melebar dan menghambat fokus utama, yakni penanganan korban bencana. Semua pihak diminta tetap tenang dan menghindari provokasi,” ujar Irmawan melalui keterangannya, Selasa (30/12).
Baca juga : Kasad Kecam Sabotase Baut Jembatan Bailey
Irmawan menekankan butuh fokus dan konsentrasi penuh dalam penanganan bencana di Sumatra. Berdasarkan data dasbor penanganan darurat per Selasa (30/12), jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 1.140 jiwa, sementara 163 orang masih dinyatakan hilang.
Bencana yang terjadi selama satu bulan terakhir ini juga memaksa sedikitnya 399 ribu orang mengungsi. Selain hilangnya nyawa, kerusakan infrastruktur tercatat sangat masif, mencakup 3.188 fasilitas pendidikan, 90 jembatan terputus, 803 rumah ibadah rusak, serta 215 fasilitas kesehatan terdampak.
“Saat ini masih banyak persoalan pelik yang dihadapi para korban, mulai dari kehilangan hunian hingga akses kebutuhan pokok. Maka, sangat penting bagi kita semua untuk menjaga fokus agar tahap rehabilitasi berjalan baik,” kata legislator asal Dapil Aceh tersebut.
Baca juga : 20 Tahun MoU Helsinki, Pemerintah harus Penuhi Janji Sejahterakan Aceh
Di lapangan, kondisi para korban masih memprihatinkan. Banyak warga belum bisa kembali ke rumah karena tertimbun lumpur tebal, sementara ribuan rumah lainnya mengalami kerusakan berat sehingga tidak layak huni.
Irmawan mengingatkan bahwa selain bantuan umum seperti makanan dan pengobatan, terdapat kebutuhan khusus bagi kelompok rentan yang harus segera dipenuhi.
“Anak-anak, perempuan, dan lansia membutuhkan perhatian khusus. Ketersediaan susu, pembalut, hingga popok bayi masih sangat mendesak di lokasi pengungsian,” tambahnya. (H-4)



