Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) melonjak sekitar 37% menjadi 20,32 juta per 29 Desember 2025, dari sebelumnya 14,87 juta pada 2024. Angka tersebut mencerminkan total investor yang tercatat di berbagai instrumen, mulai dari saham, surat utang, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), hingga efek lainnya.
Dari total tersebut, investor saham dan efek lainnya mencapai 8,59 juta atau tumbuh 35% dibandingkan tahun sebelumnya. Investor reksa dana tercatat sebanyak 19,17 juta, meningkat 37% dari 14,03 juta pada 2024. Sementara itu, jumlah investor SBN mencapai 1,41 juta, naik 18% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 1,2 juta.
Jika dilihat dari profil investornya, komposisi didominasi oleh laki-laki sebesar 66,35%, dengan latar belakang pekerjaan sebagai pegawai sebanyak 66,20%. Berdasarkan tingkat pendidikan, lulusan SMA/sederajat mendominasi dengan porsi 15,15%. Dari sisi usia, kelompok generasi muda di bawah 30 tahun masih mendominasi dengan porsi 52,59%, dan dari sisi penghasilan, mayoritas investor berada pada rentang Rp10–100 juta per bulan sebesar 57,29%.
Baca Juga: IHSG Mentereng di 2025, Kehadiran Prabowo Dinanti di Pembukaan Perdagangan BEI 2026
Secara keseluruhan, pertumbuhan investor pasar modal sepanjang 2025 mencapai 5,35 juta investor, hampir dua kali lipat dibandingkan penambahan pada 2024. Dari sisi wilayah, Sumatera Selatan mencatatkan pertumbuhan SID tertinggi sebesar 50,71%. Adapun dari sisi aset, Sulawesi Barat menjadi provinsi dengan lonjakan paling signifikan, yakni mencapai 132,87%.
KSEI juga mencatat dominasi kuat investor domestik. Hingga akhir 2025, sebanyak 99,78% investor pasar modal berasal dari dalam negeri, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di level 99,73%. Sejalan dengan itu, total aset yang tercatat di KSEI mencapai Rp10.438 triliun per 24 Desember 2025, tumbuh 27% secara tahunan. Jumlah efek yang tercatat di sistem C-BEST juga meningkat menjadi 3.627 efek atau naik 11% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi industri reksa dana, total nilai asset under management (AUM) tercatat mencapai Rp996 triliun, tumbuh 23% dibandingkan 2024. Jumlah produk investasi yang tercatat di KSEI pun meningkat menjadi 2.317 produk, naik 2% secara tahunan. Peningkatan tersebut berjalan seiring dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga: Pasar Modal Indonesia Tutup Tahun 2025 dengan Kinerja Gemilang
Menatap 2026, KSEI menyiapkan sejumlah agenda strategis, termasuk penguatan infrastruktur dan sistem teknologi informasi dengan fokus utama pada ketahanan siber. Beberapa proyek utama yang akan dijalankan meliputi pembaruan sistem C-BEST, Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST), serta Electronic General Meeting System (eASY.KSEI).
Selain itu, KSEI juga tengah menyiapkan kajian pengembangan International Central Securities Depository (ICSD) Linkage serta implementasi omnibus settlement untuk menyesuaikan praktik penyelesaian transaksi dengan standar global.




