Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2025 ditopang kuat oleh reli saham-saham konglomerat.
IDXChannel - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2025 ditopang kuat oleh reli saham-saham konglomerat, yang mencatat lonjakan harga signifikan dan menjadi motor utama penguatan pasar.
Hingga penutupan perdagangan 30 Desember 2025, IHSG tercatat melonjak 22,13 persen di angka 8.646,94 selama tahun ini, menandai kenaikan tahunan tertinggi sejak 2017.
Sejumlah saham milik kelompok usaha besar mencatatkan kinerja spektakuler dan turut mengerek indeks secara signifikan.
Saham data center milik Toto Sugiri dan Anthoni Salim PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melesat 375,06 persen secara year to date (YtD), dengan harga terakhir mencapai Rp200.000 per saham dan kapitalisasi pasar sekitar Rp476 triliun.
Dari sektor energi dan sumber daya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mencatat kenaikan 172,97 persen sepanjang 2025, dengan harga saham bertengger di Rp101.000 dan kapitalisasi pasar mencapai Rp778 triliun. Pergerakan emiten Grup Sinarmas menegaskan dominasi emiten-emiten konglomerasi dalam menggerakkan indeks.
Reli tajam juga terlihat pada saham afiliasi konglomerat lain, yakni Grup Barito milik Prajogo Pangestu, seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang melonjak 255,43 persen hingga ke level Rp3.270, serta PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang menguat 110,43 persen ke Rp2.340 per saham.
Saham tambang emas dan batu bara milik Grup Bakrie dan Grup Salim turut menjadi kontributor penting.
Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melesat 217,92 persen ke Rp1.100, sementara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 210,17 persen ke Rp366 per saham. Lonjakan harga komoditas, aksi korporasi, hingga prospek perbaikan kinerja fundamental menjadi katalis utama penguatan saham-saham ini.
Dari sektor media dan hiburan, PT MD Entertainment Tbk (FILM) mencatatkan kenaikan 297,84 persen sepanjang 2025.
Sementara itu, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) menjadi top mover ekstrem tahun ini dengan lonjakan hingga 2.463,83 persen.
Lonjakan saham MORA terjadi seiring kabar merger dengan PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia) milik Sinarmas yang menandai terbentuknya entitas terintegrasi di industri telekomunikasi dan internet nasional.
Di tengah dominasi saham-saham konglomerat dan second liner, blue chip tradisional tetap memainkan peran penyeimbang.
Saham emiten telekomunikasi pelat merah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menguat 38,53 persen ke level Rp3.480, didorong stabilitas bisnis telekomunikasi dan prospek ekspansi ke depan.
PT Astra International Tbk (ASII) juga naik 48,5 persen ke Rp6.700 YtD. Prospek ASII dinilai tetap solid, ditopang kemampuan perseroan dalam menghasilkan arus kas bebas (free cash flow) yang konsisten.
IHSG 24 Kali ATH
IHSG sukses mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all-time high (ATH) sebanyak 24 kali pada 2025.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan, puncak penguatan IHSG tahun ini berada di level 8.710,69, sekaligus mendorong kapitalisasi pasar menembus tonggak psikologis baru.
"All Time High kita tercapai di 8 Desember dengan nilai 8.711, market cap kita tembus Rp16.000 triliun. Berapa kali all time high selama setahun ini? 24 kali," kata Iman dalam konferensi pers penutupan perdagangan BEI, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Menurut Iman, capaian 24 kali ATH pada tahun ini melampaui catatan periode sebelumnya. Jika ditinjau berdasarkan periode kebijakan fiskal, pergerakan IHSG pada era Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan performa yang agresif.
Hingga akhir 2025, statistik bursa menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Jumlah perusahaan tercatat mencapai 956 emiten, sementara total penggalangan dana di pasar modal menembus Rp278 triliun.
Sepanjang 2025, terdapat 26 perusahaan baru yang melantai di BEI dengan total dana dihimpun sekitar Rp28 triliun. Selain itu, BEI juga menyambut enam lighthouse company baru yang memperkuat kredibilitas dan daya tarik pasar modal Indonesia.
Dari sisi partisipasi investor, pasar modal nasional juga mencatat lonjakan yang impresif. Jumlah investor pasar modal telah melampaui 20 juta, dengan tingkat aktivitas transaksi yang relatif tinggi.
"Investor kita ternyata tembus 20 juta dan yang menarik adalah bahwa lebih dari 900 ribu investor kita aktif trading bulanan dan di atas 250 ribu investor trading harian," ujar Iman. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.




