Makanan ultra proses (ultra-processed food/UPF) sering dianggap sebagai solusi makanan yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi bersama keluarga. Mulai dari camilan kemasan, nugget, sosis, hingga minuman manis, semuanya mudah ditemui dan dibeli. Bentuk, warna, dan rasanya pun kerap memikat anak-anak.
Namun tanpa disadari, UPF sendiri cenderung tinggi gula, garam, lemak (GGL), serta bahan-bahan aditif.
Apa dampaknya jika UPF dikonsumsi terlalu sering dalam jangka panjang oleh si kecil dan juga anggota keluarga lain?
Dampak Jangka Panjang Konsumsi UPF pada AnakDokter spesialis anak, dr. Reza Fahlevi, SpA(K), mengungkap konsumsi UPF yang tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) dalam jangka panjang dan jumlah yang berlebihan berpotensi meningkatkan risiko penyakit metabolik pada si kecil.
“Beberapa kondisi yang dapat muncul seperti obesitas, hipertensi, hingga diabetes melitus,” ujar dr. Reza kepada kumparanMOM, beberapa waktu lalu.
Sebenarnya, tidak ada patokan waktu pasti kapan dampak terlalu sering konsumsi UPD pada anak akan terjadi. Sebab, setiap anak memiliki respons yang berbeda terhadap sesuatu yang mereka konsumsi.
dr. Reza menilai, hal ini dipengaruhi oleh seberapa sering dan seberapa banyak anak mengonsumsi makanan tinggi GGL, serta faktor lain seperti aktivitas fisik dan gaya hidup sehari-hari.
Karena itu, dampak konsumsi UPF tidak bisa disamaratakan antara satu anak dengan anak lainnya.
“Lebih bagus kita untuk menghindari konsumsi terlalu banyak UPF pada si kecil. Dan kembali ke real food, yaitu makanan yang sifatnya alami. Karena lebih natural, kandungan gula, garam, serta lemaknya lebih rendah,” ucap dr. Reza
Jangan Lewatkan Pemantauan Tumbuh Kembang AnakSelain memperhatikan asupan makanan, pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin juga penting dilakukan, Moms.
Menurut dr. Reza, tanda-tanda awal seperti obesitas sebenarnya dapat dideteksi lebih dini melalui pemantauan pertumbuhan yang teratur. Pemantauan tumbuh kembang dianjurkan dilakukan dengan jadwal:
Usia di bawah 1 tahun: setiap bulan
Usia 1–2 tahun: setiap 3 bulan
Usia 2–6 tahun: setiap 6 bulan
Usia di atas 6 tahun: setiap setahun sekali
“Meskipun jadwal imunisasi anak sudah selesai, pemantauan tumbuh kembang sebaiknya tidak dihentikan. Pemeriksaan rutin berperan penting untuk mendeteksi dini berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas dan penyakit metabolik pada anak,” pesan dr. Reza





