Menteri Berulah, Presiden Menanggung Beban? Syahganda Desak Prabowo Gunakan Strategi Sun Tzu

suara.com
6 jam lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Syahganda Nainggolan menyatakan sentimen positif publik terhadap Presiden Prabowo turun drastis menjadi 30 persen.
  • Penurunan citra ini dianalisis dipicu oleh ideologi pragmatisme menteri titipan rezim sebelumnya dalam kabinet.
  • Presiden didorong menerapkan disiplin tegas ala Sun Tzu, menghindari menanggung kesalahan para menterinya.

Suara.com - Data mengejutkan disampaikan oleh Pendiri Great Institute, Syahganda Nainggolan, terkait tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto saat ini.

Berdasarkan analisis big data yang dimilikinya, sentimen positif terhadap Presiden saat ini merosot tajam hingga menyentuh angka 30 persen.

Angka ini berbanding terbalik dengan apresiasi publik terhadap Menteri Keuangan, Purbaya, dengan tingkat kepuasan mencapai 62 persen.

Syahganda menilai penurunan ini dipicu oleh keberadaan "orang-orang titipan" mantan Presiden Jokowi di dalam kabinet yang dinilai membawa ideologi pragmatisme dan membebani citra Presiden.

Dalam podcastnya bersama Bambang Widjojanto, dirinya menyoroti adanya jejak hegemoni yang sengaja diproduksi oleh rezim sebelumnya di dalam kabinet saat ini.

Ia menyebut sejumlah menteri yang dianggap sebagai bagian dari ideologi pragmatisme yang hanya memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan ekonomi segelintir pihak, atau yang ia istilahkan sebagai serakahnomics (ekonomi serakah).

"Ideologi dari menteri-menteri ini adalah ideologi pragmatisme. Dia ingin memanfaatkan kekuasaan untuk serakhnomics ," ujar Syahganda dalam kanal YouTube pribadi Bambang Widjojanto, Selasa (31/12/2025).

Syahganda Juga menyinggung kekayaan sejumlah tokoh yang dianggap tidak wajar bagi seorang aktivis atau pejabat, serta masih adanya ketergantungan personal beberapa menteri kepada Jokowi.

Salah satu yang disorot adalah aksi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, yang justru mengunjungi Jokowi di tengah situasi bencana nasional.

Baca Juga: Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi

"Pratikno tidak bunyi sama sekali (soal bencana) malah dia pergi ke Jokowi kemarin. Bukannya ngurusin bencana, malah pergi ke bencana yang lain," kritik Syahganda.

Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan di Podcast Keadilan TV. [YouTube]

Dalam hal tersebut Syahganda menilai Presiden Prabowo saat ini berada di posisi sulit karena kerap menanggung beban kesalahan yang dilakukan oleh anak buahnya.

Hal ini, menurutnya, yang menyebabkan ekspektasi publik yang awalnya tinggi terhadap ketegasan Prabowo kini mulai tergerus.

Ia mencontohkan kasus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, terkait pernyataannya mengenai kondisi listrik di Aceh yang dianggap melakukan kebohongan publik.

"Presiden selalu merasa bahwa dia yang bertanggung jawab atas semua hal, padahal kesalahan-kesalahan itu dilakukan oleh anak buahnya. Ketika Bahlil melakukan kebohongan publik soal listrik hidup di Aceh ketika orang menderita, itu tidak ada koreksi dari Presiden," tegasnya.

Syahganda kemudian mengingatkan Presiden Prabowo untuk menerapkan prinsip kepemimpinan strategis ala ahli strategi militer Tiongkok kuno, Sun Tzu, yakni menghukum satu orang untuk mendisiplinkan seribu orang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bukan Konser, Ronni Waluya Rayakan 30 Tahun Karier Lewat Buku Bicara Enak
• 10 jam lalutabloidbintang.com
thumb
TNI Swadaya Tangani Bencana di Sumatera, Said Abdullah Dorong Percepatan Koordinasi Anggaran
• 3 jam lalukompas.com
thumb
Hadiri Sidang Cerai, Atalia Praratya Bantah Isu Orang Ketiga dan Kasus KPK yang Seret Ridwan Kamil
• 8 jam lalutvonenews.com
thumb
Kasus Sekeluarga Tewas di Situbondo, Polisi Temukan Bercak Darah di Sebilah Pisau
• 13 jam lalukompas.tv
thumb
Ilmuwan Ungkap Alasan Warna Anak Kucing Berbeda-beda meski Satu Induk
• 21 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.