MAKASSAR, FAJAR — Perumda Parkir Makassar Raya menyiapkan langkah transformasi besar-besaran terhadap pengelolaan juru parkir (jukir) di Kota Makassar.
Sepanjang 2025, hampir 200 jukir telah disertifikasi secara resmi, sementara sekitar 1.700 jukir lainnya akan menjalani proses penataan ulang secara menyeluruh pada 2026.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Perumda Parkir untuk meningkatkan kualitas pelayanan parkir sekaligus membenahi tata kelola yang selama ini dinilai belum optimal.
Transformasi tersebut juga sejalan dengan arah kebijakan Wali Kota Makassar yang menempatkan ketertiban parkir sebagai bagian penting dari penataan kota.
Direktur Operasional Perumda Parkir Makassar Raya, Andi Ryan Adrianto, mengatakan sertifikasi jukir yang telah dilakukan merupakan fondasi awal menuju perubahan sistem parkir yang lebih profesional.
“Sampai hari ini, dan ini juga merupakan proyeksi kami sampai tahun 2026. Kami sudah lalui per 2025 ini dengan memberikan sertifikasi kepada kurang lebih hampir 200 juru parkir yang sudah kami resmikan. Dari total sekitar 1.700 jukir yang tersisa, pada tahun 2026 kami akan melakukan reinvent secara keseluruhan,” ujarnya dalam refleksi akhir tahun Perumda Parkir di Kantor Perumda Parkir Jl Hati Mulia, Rabu, 31 Desember 2025.
Menurut Andi Ryan, reinvent jukir tidak hanya menyasar aspek teknis pemungutan parkir, tetapi juga pelayanan dan edukasi kepada masyarakat.
Juru parkir ke depan diharapkan menjadi bagian dari sistem layanan publik yang ramah, tertib, dan berorientasi pada kepentingan pengguna jalan.
Selain pembenahan SDM, Perumda Parkir juga akan kembali mengelola sejumlah titik parkir strategis pada 2026.
Salah satunya adalah kawasan anjungan Pantai Losari dan Pantai Rung yang selama ini menjadi ruang publik utama warga Makassar.
“Insyaallah di 2026 kami akan mengelola kembali anjungan Pantai Losari, termasuk Pantai Rung. Saat ini kami juga sudah mulai melakukan maintenance kembali. Tujuannya agar ruang-ruang parkir di Kota Makassar menjadi jauh lebih efektif,” ujarnya.
Pengelolaan kawasan tersebut diharapkan mampu menata parkir di ruang publik wisata agar lebih tertib dan tidak mengganggu fungsi pedestrian.
Andi Ryan menyebut, konsep parkir ke depan tidak lagi menempatkan kendaraan sebagai pusat, melainkan memberi ruang utama bagi pejalan kaki.
Ia mencontohkan konsep kota-kota maju yang menjadi rujukan Wali Kota Makassar.
“Kami memahami pemikiran Pak Wali sudah sangat jauh ke depan terkait parkir. Harapannya seperti di Singapura, di Orchard misalnya, pedestrian memang diperuntukkan bagi pejalan kaki, bukan untuk parkir motor. Area parkir kendaraan ditempatkan agak jauh dari lokasi tujuan,” ujarnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Perumda Parkir juga mulai menjajaki pembangunan gedung parkir.
Setelah melakukan rapat dan pertemuan dengan Wali Kota Makassar, jajaran direksi diminta untuk mencari ruang-ruang potensial yang dapat dijadikan kantong parkir terpusat.
Tak hanya itu, penertiban juga akan menyasar Tempat Khusus Parkir (TGP) Ketujangan. Saat ini Perumda Parkir masih melakukan pendataan dan memastikan seluruh aktivitas parkir di kawasan tersebut sesuai ketentuan.
“Selanjutnya, insyaallah kami juga akan menertibkan TGP Ketujangan. Sampai sekarang kami masih mendata TGP Ketujangan dan akan menutup yang saat ini masih beroperasi,” kata Andi Ryan.
Transformasi menyeluruh ini diharapkan mampu mengubah wajah parkir di Makassar, tidak hanya dari sisi fisik, tetapi juga budaya tertib berlalu lintas, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dan profesionalisme juru parkir.(an)





