Ada Apa dengan Erick Thohir Pasca Timnas Gagal di Kualifikasi Piala Dunia dan SEA Games? Ketika Komando Pemilihan Pelatih Diserahkan ke Zainudin Amali dan Exco PSSI

harianfajar
4 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, JAKARTA — Keputusan PSSI menunjuk John Herdman sebagai pelatih baru Tim Nasional Indonesia bukan hanya soal teknis sepak bola. Di balik penetapan itu, muncul satu pertanyaan yang menarik perhatian publik: mengapa Ketua Umum PSSI Erick Thohir justru mengambil jarak dalam proses pengambilan keputusan?

Jawaban atas pertanyaan itu perlahan terkuak dari penjelasan Wakil Ketua Umum I PSSI, Zainudin Amali.

Dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada 18 Desember lalu, Erick Thohir disebut secara sadar menyerahkan ruang diskusi penuh kepada anggota Exco dan Badan Tim Nasional (BTN). Dua nama dibahas secara serius: John Herdman dan Giovanni van Bronckhorst.

Namun yang menarik, Erick Thohir tidak mendominasi forum.

“Diskusi pemilihan pelatih dilepas. Para Exco memiliki kebebasan memberikan pandangan,” ujar Zainudin Amali.

Bukan Lepas Tangan, Tapi Mengubah Pola Kepemimpinan

Langkah Erick Thohir ini bukan berarti ia kehilangan kendali atau menghindar dari tanggung jawab. Justru sebaliknya, ini mencerminkan pergeseran gaya kepemimpinan di tubuh PSSI.

Selama ini, federasi sepak bola Indonesia kerap dikritik karena keputusan strategis yang terlalu sentralistik—bergantung pada satu figur kuat di puncak. Erick Thohir tampaknya ingin memutus pola itu.

Dengan membiarkan Exco dan BTN berdiskusi bebas, Erick memberi pesan penting:
keputusan timnas adalah keputusan kolektif, bukan kehendak pribadi ketua umum.

Baru setelah konsensus mengerucut, Erick Thohir kembali memimpin rapat dan mengesahkan keputusan.

Menghindari Beban Politik dan Konflik Persepsi

Tak bisa dimungkiri, posisi Erick Thohir memiliki beban ganda. Selain Ketua Umum PSSI, ia juga menjabat Menpora

Jika Erick terlalu dominan dalam memilih pelatih timnas, risiko kritik akan berlipat:

Dengan menyerahkan proses kepada Exco dan BTN, Erick mengamankan legitimasi keputusan. Siapa pun pelatih yang dipilih—termasuk John Herdman—akan berdiri di atas keputusan organisasi, bukan figur.

Mengapa John Herdman Akhirnya Dipilih?

Dalam diskusi tersebut, John Herdman dinilai unggul karena:

pengalaman membangun tim nasional dari nol (Kanada),

keberhasilan lolos ke Piala Dunia,

rekam jejak mengelola transisi pemain muda,

dan karakter kepemimpinan yang kuat dalam struktur federasi.

Model ini dinilai relevan dengan kondisi Timnas Indonesia yang sedang berada di fase pembangunan jangka menengah, bukan sekadar target instan.

Zainudin Amali: Figur Penyeimbang

Menarik pula mencermati peran Zainudin Amali. Sebagai mantan Menpora dan Wakil Ketua Umum I PSSI, Amali berada di titik tengah antara teknokrasi dan politik olahraga.

Ketika Erick Thohir “mundur satu langkah”, Amali justru tampil sebagai penjaga proses—memastikan diskusi berjalan, bukan memaksakan kehendak.

Kesimpulan: Erick Thohir Sedang Membangun Sistem, Bukan Sekadar Timnas

Apa yang terjadi bukan soal “ada apa dengan Erick Thohir”, melainkan apa yang sedang ia bangun di PSSI.

Ia memilih:

menguatkan peran Exco,

memberi otonomi pada BTN,

dan menempatkan diri sebagai pengesah, bukan penentu tunggal.

Jika pendekatan ini konsisten, maka penunjukan John Herdman bisa menjadi penanda era baru tata kelola PSSI—lebih kolektif, lebih profesional, dan lebih tahan kritik.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tabrakan Kereta Machu Picchu: Masinis Tewas
• 11 jam lalutvrinews.com
thumb
Penentuan Nasib Program KF-21 Indonesia di Tahun 2026
• 17 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Harga Komoditas: Nikel Melonjak 6 Persen, Batu Bara Turun 1 Persen
• 11 jam lalukumparan.com
thumb
Ole Romeny: Tekel Paulinho Mocellin Mematikan
• 17 jam laluviva.co.id
thumb
Sinergi Industri dan Kampus Percepat Penyerapan Tenaga Kerja
• 2 menit lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.