Rotasi Bumi Terus Melambat sejak Jutaan Tahun Lalu, Ini Dampaknya bagi Oksigen!

mediaindonesia.com
1 jam lalu
Cover Berita

SEJAK jutaan tahun lalu, rotasi Bumi terus mengalami perlambatan. Pada masa lampau, satu hari di Bumi hanya berlangsung sekitar 18 jam, jauh lebih singkat dibandingkan 24 jam yang kita alami saat ini. Perlambatan ini terjadi akibat tarikan gravitasi Bulan yang menciptakan gaya pasang surut, berfungsi seperti rem alami bagi rotasi planet kita.

Seiring waktu, efek ini membuat panjang hari di Bumi bertambah secara bertahap. Meski sangat lambat dan hampir tak terasa dalam skala hidup manusia, proses ini akan terus berlanjut hingga suatu saat durasi satu hari bisa lebih dari 24 jam.

Perlambatan Rotasi Bumi Ternyata Berpengaruh pada Oksigen

Mengutip laman Leravi, penelitian terbaru mengungkap bahwa perlambatan rotasi Bumi bukan hanya fenomena fisika, tetapi juga berperan besar dalam meningkatkan kadar oksigen di atmosfer, gas vital yang menopang kehidupan di planet ini.

Sekitar 2,4 miliar tahun lalu, mikroorganisme purba bernama sianobakteri mulai menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Namun, kemampuan mereka menghasilkan oksigen sangat bergantung pada durasi paparan cahaya matahari.

Hari Lebih Panjang, Produksi Oksigen Lebih Optimal

Pada masa ketika hari masih pendek, waktu fotosintesis menjadi terbatas. Akibatnya, oksigen yang dilepaskan ke atmosfer juga relatif sedikit.

Penelitian di Middle Island Sinkhole, Danau Huron, Amerika Serikat, menemukan dinamika menarik antara sianobakteri penghasil oksigen dan mikroba pemakan belerang. Saat pagi hari, mikroba pemakan belerang mendominasi. Namun, ketika matahari semakin tinggi, mereka mundur dan memberi ruang bagi sianobakteri untuk berfotosintesis.

Menariknya, sianobakteri membutuhkan waktu beberapa jam untuk “aktif” sebelum benar-benar menghasilkan oksigen. Oleh karena itu, hari yang lebih panjang memberi mereka jendela waktu yang lebih efektif, sehingga produksi oksigen meningkat secara signifikan.

Satu Hari Panjang tidak Sama dengan Dua Hari Pendek

Penelitian tersebut juga menegaskan bahwa dua hari pendek masing-masing 12 jam tidak setara dengan satu hari panjang 24 jam dalam hal produksi oksigen. Proses difusi molekuler memerlukan waktu, dan cahaya matahari yang berkelanjutan memungkinkan oksigen lebih banyak dilepaskan ke atmosfer.

Dengan kata lain, melambatnya rotasi Bumi secara langsung membantu meningkatkan ketersediaan oksigen di planet ini.

Lonjakan Oksigen dan Evolusi Kehidupan Kompleks

Dampak perlambatan rotasi Bumi tidak berhenti di masa awal kehidupan. Fenomena ini juga dikaitkan dengan lonjakan oksigen kedua pada periode Ediacaran, sekitar 550-800 juta tahun lalu.

Pada masa tersebut, kehidupan multiseluler kompleks mulai berkembang pesat, menjadi fondasi bagi keanekaragaman hayati yang kita kenal saat ini. (Z-10)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
ADHI Percepat Pembangunan Huntara dan Infrastruktur Pascabencana Sumatra
• 22 jam lalujpnn.com
thumb
Istana Ungkap Alasan Prabowo Tutup Akhir Tahun di Lokasi Bencana
• 55 menit laluokezone.com
thumb
Foto: Ratusan Keluarga Mengungsi Imbas Gempa di Gunung Api Burni Telong, Aceh
• 6 menit lalukumparan.com
thumb
Warren Buffett Mundur Pekan Ini, Berkshire Hathaway Masuki Era Baru
• 5 jam laluidxchannel.com
thumb
Djony Bunarto Tjondro: Astra Perkuat Dukungan Kemanusiaan bagi Korban Bencana Sumatra
• 20 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.