Bersahabat dengan mantan saat sudah miliki pasangan? Ini kata psikolog

antaranews.com
2 jam lalu
Cover Berita
Jakarta (ANTARA) - Psikolog Konseling asal India Dr. Ashish Pandey mengungkap, bahwa mengharapkan pasangan merasa nyaman jika Anda tetap bersahabat dengan mantan sering kali tidak realistis.

“Ekspektasi seperti itu mengabaikan batasan emosional alami,” jelasnya.

Bahkan jika niatnya tulus, mantan pasangan bisa memicu rasa cemas, perbandingan, atau kerentanan dalam hubungan saat ini.

Baca juga: Tips kerja sama tim antarpasangan agar mengasuh anak tanpa kelelahan

Hal yang lebih penting daripada memaksakan rasa nyaman, menurutnya, adalah keterbukaan, batasan yang disepakati bersama, menghormati perasaan, dan memberi kepastian.

Dalam diskursus hubungan modern, rasa cemburu sering dianggap tanda ketidakamanan atau kedewasaan emosional yang kurang.

Pandey tidak setuju dengan penyederhanaan itu. Saat mantan masih memiliki akses emosional, otak memandangnya sebagai risiko, bukan kelemahan.

Baca juga: Rahasia hubungan awet dan bahagia: Pentingnya effort dari kedua pihak

“Rasa cemburu menjadi tidak sehat hanya saat mengendalikan perilaku. Saat menunjukkan kebutuhan untuk kepastian dan kejelasan, itu sebenarnya sehat,” tambahnya.

Tentang kedekatan di masa lalu

Dari perspektif psikologis, kedekatan di masa lalu tidak hilang begitu saja saat seseorang mengaku “sudah move on,” kata Pandey.

Ia menjelaskan, otak tidak menghapus pengalaman emosional, melainkan menyimpannya. Kenangan bersama meninggalkan jalur saraf, jejak keterikatan, dan refleks emosional. Bahkan jika perasaan sadar memudar, memori implisit tetap ada.

“Inilah mengapa familiaritas dengan mantan bisa tetap terasa emosional, pola lama bisa muncul kembali saat stres, dan perbandingan bawah sadar bisa terjadi,” ujar Pandey.

Baca juga: 6 tips jitu mengembalikan hubungan asmara yang sudah hambar

"Move on" yang sebenarnya, tegas Pandey, datang dari memproses masa lalu, bukan menghindarinya.

Lantas, bagaimana pasangan membedakan antara kepercayaan sehat dan paparan emosional berlebihan? Pandey mengatakan, kepercayaan yang sehat dibangun dari keterbukaan tanpa rahasia, batasan yang jelas dan disepakati bersama, loyalitas emosional, dan rasa prioritas.

“Jika interaksi dengan mantan menimbulkan kebingungan, perbandingan, rahasia, atau perpindahan emosi, itu sudah melewati batas. Kepercayaan bukan berarti keterbukaan tanpa batas, tapi menciptakan keamanan emosional sambil menghormati realitas psikologis,” Pandey menjelaskan.

Baca juga: 10 tips berhubungan intim agar cepat hamil menurut medis dan agama

Baca juga: Ini 8 cara jaga hubungan baik dengan pacar


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Oscar Bobb Jadi Tumbal Guardiola Jika Semenyo Datang ke Manchester City
• 23 jam laluharianfajar
thumb
Ramai Teror dan Penangkapan Pengkritik Pemerintah, Bivitri: 2026 Bakal Menggelap, Otot Makin Dipake
• 7 jam lalufajar.co.id
thumb
Kisah Yusra di Agam: Semangat Jadi Relawan Meski Rumah Rubuh Terdampak Bencana
• 6 menit lalukumparan.com
thumb
Bupati Solok Serahkan Bantuan Dana Tunggu Hunian untuk 300 Korban Bencana
• 11 jam lalutvrinews.com
thumb
Tren Liburan Akhir Tahun, Bermain Salju di Mal Jakarta
• 10 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.