Jakarta, VIVA – Korlantas Polri tampaknya mulai bosan melihat masyarakat yang masih semaunya di jalan. Mereka menyiapkan pendekatan baru untuk meningkatkan kepatuhan berlalu lintas. Bukan sekadar menilang, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mendorong setiap anggota Polantas memiliki “20 sahabat” dari kalangan pengguna jalan, mulai dari ojek online (ojol), sopir angkutan, hingga juru parkir.
Ia menegaskan, kedekatan personal dinilai lebih efektif membangun kesadaran dibanding sekadar penindakan. Dengan menjalin hubungan, Polantas bisa berdialog langsung, memberi contoh, hingga menjadi partner edukasi keselamatan di jalan.
“Saya instruksikan satu anggota Polantas punya sahabat 20 ojol, punya sahabat driver, tukang parkir, hingga komunitas-komunitas pengguna jalan lainnya,” ujar Agus seperti dikutip VIVA Otomotif, Rabu 31 Desember 2025.
Menurutnya, komunikasi dua arah akan menciptakan rasa memiliki dan mendorong masyarakat patuh bukan karena takut ditilang, melainkan sadar dari diri sendiri.
Ke depan, strategi ini bakal dibarengi edukasi langsung di lapangan. Polantas akan mendatangi pangkalan ojol, posko komunitas, hingga titik keramaian lalu lintas. Harapannya, pendekatan tatap muka bisa menurunkan pelanggaran dan kecelakaan, sejalan dengan program humanis yang sebelumnya dinilai mampu menekan angka insiden di jalan raya.
Agus menambahkan, pendekatan persuasif bukan berarti penegakan hukum berhenti. Sistem tilang elektronik ETLE tetap jadi andalan untuk penindakan secara transparan dan berkeadilan, sementara petugas di lapangan lebih difokuskan pada upaya preemtif, preventif, dan edukatif.
“Yang kami kedepankan adalah bagaimana merangkul masyarakat, masuk ke komunitas, berdiskusi, memberi penjelasan pentingnya tertib berlalu lintas. Penegakan hukum tetap ada, tapi dilakukan secara masif melalui ETLE,” tegasnya.
angkah ini menjadi sinyal bahwa pembinaan dan pendekatan humanis bakal semakin diperkuat.




