Depok (ANTARA) - Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi Digital (Infokomdigi) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Andre Anjarkasih S, mengajak masyarakat mengisi malam pergantian tahun 2025 ke 2026 dengan kegiatan yang lebih bermakna melalui muhasabah dan introspeksi diri.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas yang bersifat mubazir, seperti menyalakan kembang api dan perayaan berlebihan lainnya, karena dinilai tidak memberikan manfaat nyata bagi kehidupan," kata Andre Anjarkasih di Depok, Rabu.
Ia mengatakan, pergantian tahun sebaiknya dijadikan momentum untuk muhasabah dan memperbaiki diri, bukan diisi dengan hal-hal yang mubazir.
Selain itu, Andre juga mengingatkan pentingnya kepedulian sosial, khususnya kepada saudara-saudara di Sumatra dan Aceh yang saat ini masih terdampak bencana alam dan membutuhkan perhatian serta penanganan serius.
Menurutnya, empati dan solidaritas harus dapat terus ditumbuhkan, terutama ketika sebagian masyarakat tengah menghadapi kondisi sulit akibat musibah.
“Di saat kita menyambut tahun baru, ada saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Sudah sepatutnya kita ikut prihatin dan mendoakan mereka,” tambahnya.
Ia berharap, momentum pergantian tahun dapat menjadi sarana evaluasi diri agar berbagai hal yang telah dilakukan sepanjang tahun 2025 dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada tahun 2026.
“Mawas diri adalah hal yang utama. Semoga ke depan kehidupan kita semakin bermakna dan penuh keberkahan,” tuturnya.
Baca juga: Bijak menyambut tahun baru Masehi, ini catatan penting untuk muslim
"Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas yang bersifat mubazir, seperti menyalakan kembang api dan perayaan berlebihan lainnya, karena dinilai tidak memberikan manfaat nyata bagi kehidupan," kata Andre Anjarkasih di Depok, Rabu.
Ia mengatakan, pergantian tahun sebaiknya dijadikan momentum untuk muhasabah dan memperbaiki diri, bukan diisi dengan hal-hal yang mubazir.
Selain itu, Andre juga mengingatkan pentingnya kepedulian sosial, khususnya kepada saudara-saudara di Sumatra dan Aceh yang saat ini masih terdampak bencana alam dan membutuhkan perhatian serta penanganan serius.
Menurutnya, empati dan solidaritas harus dapat terus ditumbuhkan, terutama ketika sebagian masyarakat tengah menghadapi kondisi sulit akibat musibah.
“Di saat kita menyambut tahun baru, ada saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Sudah sepatutnya kita ikut prihatin dan mendoakan mereka,” tambahnya.
Ia berharap, momentum pergantian tahun dapat menjadi sarana evaluasi diri agar berbagai hal yang telah dilakukan sepanjang tahun 2025 dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada tahun 2026.
“Mawas diri adalah hal yang utama. Semoga ke depan kehidupan kita semakin bermakna dan penuh keberkahan,” tuturnya.
Baca juga: Bijak menyambut tahun baru Masehi, ini catatan penting untuk muslim




