REPUBLIKA.CO.ID, MANADO, – Tim gabungan dari TNI Angkatan Laut dan Bea Cukai berhasil menyita obat-obatan ayam ilegal berbagai macam merek dan 244 ekor ayam ras asal Filipina dari Kapal Penumpang KMP Tarusi di Manado pada 31 Desember 2025. Penyitaan ini dilakukan berdasarkan informasi intelijen dari Kodaeral VIII.
Dankodaeral VIII, Laksamana Muda TNI Dery Triesananto Suhendi S.E. M.Tr.Opsla, menyatakan bahwa operasi ini dilakukan setelah mendapatkan informasi tentang muatan barang ilegal di kapal tersebut. Informasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama KSOP Manado, Dishub Kabupaten Minahasa Utara, dan Bea Cukai Sulawesi Utara.
Tim gabungan yang terdiri dari Quick Response (QR)-8 Kodaeral VIII, Bea Cukai Kanwil Sulawesi Utara, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Minahasa Utara berhasil mengamankan 98 koli obat-obatan ayam ilegal dengan nilai lebih dari Rp1,124 miliar. Sementara itu, potensi kerugian negara akibat tidak dibayarnya bea masuk mencapai Rp286,48 juta.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pemeriksaan dilakukan setelah KMP Tarusi bersandar di Pelabuhan Munthe Likupang pada pukul 00.49 WITA. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sebuah truk yang mengangkut barang ilegal berupa obat-obatan ayam asal Filipina yang masuk ke Indonesia tanpa prosedur resmi. Selain itu, ditemukan juga 244 ekor ayam ras dan minuman beralkohol merek Tanduay Rhum Bargin Lime di kapal tidak dikenal yang berfungsi sebagai taxi boat di perairan Bitung.
Nilai total muatan ayam ras asal Filipina diperkirakan mencapai lebih dari Rp1,28 juta, sementara minuman beralkohol senilai sekitar Rp4,5 juta. Potensi kerugian bea masuk diperkirakan mencapai Rp154,5 juta. Seluruh barang bukti tersebut kemudian dibawa ke Markas Komando Kodaeral VIII untuk diproses lebih lanjut sesuai ketentuan hukum yang berlaku, serta diserahkan kepada Badan Karantina Hewan dan Tumbuhan Sulawesi Utara.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}Konten ini diolah dengan bantuan AI.




