jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar menggelar rapat pembangunan tahap kedua sekaligus kunjungan lapangan ke Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Kegiatan tersebut difokuskan pada dua hal utama, yakni kelanjutan pembangunan di antaranya pembuatan relief serta pembahasan mengenai rencana pembukaan Terowongan Silaturahmi untuk umum.
BACA JUGA: Terowongan Silaturahim Diresmikan, Simbol Toleransi Umat Beragama
Kedua agenda ini menjadi perhatian utama karena berkaitan langsung dengan fungsi edukatif, spiritual, dan sosial dari terowongan tersebut.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Bakal Meresmikan Terowongan Istiqlal-Katedral
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menggelar rapat pembangunan tahap kedua Terowongan Silaturahmi. Foto: Dokumentasi KemenagMenag Nasruddin menegaskan pentingnya menghadirkan relief hidup atau diorama yang diletakkan terowongan.
"Perlu ada relief atau diorama yang diletakkan di terowongan agar bisa tersampaikan pesan toleransi antarumat," kata Menag Nasruddin dalam keterangannya dikutip Minggu (28/12).
BACA JUGA: Kang Ace Dukung Jokowi Bangun Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral
Menag Nasruddin menekankan diperlukan kekuatan visual dan naratif yang mampu menyampaikan pesan toleransi, persaudaraan, serta sejarah kebersamaan antarumat beragama secara mendalam.
Dia juga menekankan perlunya pembangunan pintu gerbang terowongan yang dirancang secara khusus untuk menciptakan kesan secret place.
Konsep ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan dan simbolisasi wibawa Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral sebagai dua rumah ibadah besar yang menjadi salah satu ikon kerukunan umat beragama di Indonesia.
Selain itu, Menag Nasruddin mengusulkan pemanfaatan ruang di basement lantai tiga Masjid Istiqlal sebagai area suvenir.
Area ini dapat dimanfaatkan untuk penjualan buku, pakaian, dan produk lainnya. Keberadaan area suvenir tersebut diharapkan dapat menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk membiayai operasional dan keberlanjutan pengelolaan Terowongan Silaturahmi.
Dalam pengembangan kawasan, Menag Nasruddin juga mengusulkan konsep wisata lampu artistik di area kanal sekitar terowongan.
Penataan pencahayaan ini diharapkan dapat menghadirkan suasana estetis yang merepresentasikan dua entitas keagamaan yang berbeda namun menyatu dalam harmoni dan persaudaraan.
Lebih lanjut, Menag Nasruddin menekankan pentingnya menghadirkan aktivitas intelektual di kawasan terowongan.
"Perlu ada konsentrasi pada pendalaman makna batin melalui penyediaan ruang-ruang khusus untuk berdialog," ujar Menag.
Menag Nasruddin juga mencanangkan gagasan penyelenggaraan Festival Istiqlal–Katedral sebagai bagian dari penguatan makna dan partisipasi publik.
"Kita bisa adakan Festival Istiqlal-Katedral, di mana nanti akan menampilkan ciri khas masing-masing sehingga ada kebangkitan spiritual," ujar Menag Nasruddin.
Dia mengharapkan festival ini dapat menjadi ruang perjumpaan budaya dan spiritual yang mendorong kebangkitan spiritual serta memperkuat semangat toleransi di tengah masyarakat.
Marie Elka Pangestu. Foto: Dokumentasi KemenagDari pihak Katedral, Marie Elka Pangestu memastikan dukungan donatur dari tahap pertama pembangunan masih kuat dan mendukung kelanjutan proyek tahap kedua.
Terkait aspek estetika, dia melaporkan desain relief sudah dibuat dan saat ini tinggal disempurnakan.
Marie juga menyumbangkan ide kreatif untuk memperkaya konten edukasi di terowongan.
Dia mengusulkan visualisasi narasi sejarah Istiqlal dan Katedral melalui konten yang mencerminkan toleransi, seperti penambahan video, foto, dan instalasi interaktif, sehingga terowongan dapat berfungsi sebagai bahan edukasi yang kuat.
?Melalui rapat dan kunjungan ini, dapat diketahui proyek pembangunan Terowongan Silaturahmi hampir rampung.
Kementerian Agama berharap pembangunan tahap kedua Terowongan Silaturahmi dapat diselesaikan secara optimal agar Terowongan Silaturahmi dapat segera dibuka untuk umum sebagai salah satu ikon kerukunan umat beragama di Indonesia. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi




