REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Pemerintah Suriah belum lama ini mengumumkan niatnya untuk meluncurkan mata uang baru, sebagai langkah untuk menggantikan mata uang saat ini yang diwarisi dari rezim sebelumnya sekaligus upaya yang lebih luas untuk merestrukturisasi kebijakan moneter dan membangun fase ekonomi baru.
Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdul Qadir al-Hassaria, mengatakan negaranya akan mulai mengganti uang kertas yang beredar saat ini dengan uang kertas baru mulai 1 Januari 2026, sebagai bagian dari rencana resmi untuk mengganti mata uang yang diterbitkan selama era pemerintahan Assad.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Investigasi Aljazeera Ungkap Rahasia Tersembunyi di Balik Pengakuan Israel Atas Somaliland
- Pelan Tapi Pasti, Israel Menghadapi Kehancuran dari Dalam
- Tak Hanya Tentara, 600 Warga Israel Terancam Stres, Pemerintah Rogoh Kocek Hingga Rp 2 Kuadriliun
Al-Hassaria menambahkan, dalam pernyataan yang dikutip oleh Kantor Berita Suriah (SANA), "Dengan bangga dan penuh kebanggaan, saya mengucapkan selamat atas dikeluarkannya Keputusan Nomor 293 Tahun 2025, terkait kelahiran mata uang Suriah yang baru, di titik penting nasional yang mencerminkan dimulainya fase ekonomi dan moneter yang baru," dikutip dari Aljazeera, Senin (29/12/2025).
Apa alasan yang mendorong negara-negara untuk mengubah mata uangnya?
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Sebagian besar negara di dunia memiliki mata uang nasionalnya sendiri, yang dianggap sebagai salah satu simbol kedaulatan dan ekonomi yang penting bagi negara tersebut.
Namun, beberapa negara mungkin pada tahap tertentu terpaksa mengubah mata uangnya atau menggantinya dengan yang baru karena berbagai alasan.
Perubahan mata uang bukanlah keputusan formal atau tindakan teknis dengan dampak terbatas, melainkan langkah kedaulatan yang mendalam yang sering kali terkait dengan krisis ekonomi besar atau perubahan penting dalam jalur keuangan dan moneter negara.
Keberhasilan langkah ini tetap bergantung pada stabilitas kebijakan keuangan dan moneter yang menyertainya, bukan hanya pada penerbitan mata uang baru saja.

:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/29/featured-4a5a7e48aa93d674549f69fcbb39432d_1766957966-b.jpg)

